Wednesday, April 22, 2009

As'ary (1308016)

ISU TELEMATIKA
as'ary (1308016)
'
WiMax disambut antusias'




BANDUNG: Suatu survei menyebutkan tingkat kepedulian (awareness) masyarakat terhadap layanan Wimax sudah cukup tinggi, tetapi mereka belum berani berlangganan sebelum membuktikan kualitas aksesnya.

Dimitri Mahayana, Chairperson Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, menyebutkan survei kepada 150 responden di Bandung dan Jakarta pada Januari ini menunjukkan 63% responden mengetahui teknologi WiMax.
Sebanyak 71% di antaranya bahkan menyatakan ketertarikan berlangganan. Akan tetapi, kata dia, awareness dan ketertarikan tersebut tidak berarti absolut atau membuat publik akan sertamerta berlangganan.

"Mayoritas responden, yaitu 74%, akan melihat dulu sejauhmana kualitas WiMax ini. Kalau ternyata bagus, mereka akan berlangganan," katanya kepada Bisnis di Bandung, kemarin.

Responden tersebut saat ini berlangganan Internet dengan operator, seperti Speedy, IM2, Flash Telkomsel, Indosat 3G, XL, Jalawave, Melsa, dan Fren. 50% dari responden mengakses dengan menggunakan komputer personal.

Frekuensi akses mereka yang mencapai setiap hari mencapai 46%, seminggu tiga kali (3%), seminggu dua kali (7%), seminggu sekali (5%), sebulan sekali (1%), dan tidak tentu mencapai 38%.

Skema tarif

Survei yang dilakukan secara acak tersebut digelar guna menyambut keluarnya Peraturan tentang BWA yang telah ditandatangani Menkominfo Mohammad Nuh pada pekan lalu.

Dimitri melanjutkan responden baru akan berlangganan WiMax jika memang kecepatan yang diberikan terbukti lebih cepat dari teknologi sebelumnya, sebab kecepatan akses merupakan daya tarik utama dari Wimax.

"Kalau soal harga perangkat, kemudahan instalasi, dan jangkauan lebih luas, itu isu-isu berikutnya dari WiMax. Yang masyarakat peduli adalah kebenaran akan kecepatan akses teknologi ini," katanya.

Itulah sebabnya, lanjut Dimitri, hanya 18% responden saja yang berani langsung meninggalkan operator lama guna berlangganan WiMax, sementara 8% lainnya akan tetap berlanggan operator lama dan WiMax sekaligus.

Sharing Vision mencatat selain menunggu dulu kualitas layanan, responden juga akan mempertimbangkan tarif berlangganan yang akan ditawarkan operator. Mayoritas menginginkan Rp100.000-Rp200.000 per bulan, meskipun siap membayar Rp200.000-Rp300.000 per bulan.

Adapun skema pembayaran yang diinginkan adalah bebas menggunakan setiap bulan (time based), hanya sebagian kecil yang ingin volume based.

"Bahkan, 91% responden juga meminta agar perangkat pendukung layanan diberikan gratis juga. Jadi, isu utama menjelang gelaran WiMax adalah kecepatan akses sesuai dengan yang diharapkan, tarif dan perangkat harus terjangkau," katanya.

WiMax merupakan salah satu varian teknologi pita lebar nirkabel mengikuti standar IEEE 802.16d atau IEEE 802.16.e.

Tahun ini penerapan teknologi WiMax diperkirakan berkembang di Indonesia mengingat penetrasi akses pita lebar saat ini masih sangat rendah.

Perusahaan riset Maravedis memperkirakan jumlah pengguna WiMax dunia akan mencapai 110 juta sambungan pada akhir 2013. Riset telematika dunia lainnya menyebutkan jumlah pelanggan WiMax yang 24,6 juta orang pada 2009. Kendati masih jauh dibandingkan dengan pelanggan 3G, yang mencapai 285 juta pada 2009, tetapi WiMax tetap menjanjikan.

Hal ini didorong oleh chipset WiMax yang telah mulai terpasang pada notebook pada semester kedua 2008. Adapun pada perangkat komputasi genggam akan tersedia pada 2009, kemudian berlanjut ke perangkat elektronik pada awal 2010

No comments: