Berita ini saya baca di Koran Tribun Jabar tanggal 17 Februari 2009. Kalo selama belasan tahun hingga 2007, tarif telepon Indonesia menjadi yang termahal, maka setelah ada kebijakan penurunan tarif April 2008 lalu, tarif berangsur-angsur menurun. Bahkan sekarang menjadi yang termurah di Asia, jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara India yang terkenal dengan tarif telepon murahnya. Wow…keren banget!
Menurut bapak menteri kita (Menkoinfo), Muhammad Nuh DEA, pada tahun 2005 lalu tarif seluler Indonesia mencapai 0,15 dolar AS (Rp 1.800) per menit. Sekarang rata-rata tarif seluler Indonesia sebesar 0,015 dolar AS (Rp 180) per menit. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan penurunan tarif dan persaingan antar operator seluler yang semakin kompetitif dalam menentukan tarif.
Wah… saya sebagai mahasiswa Indonesia yang tercinta, seneng banget ngedengernya. Soalnya cocok banget dengan kondisi ‘dompet buluk’ saya dan intensitas saya dalam menggunakan telepon selular yang lumayan tinggi. Tapi dibalik kabar tarif telepon murah, saya berharap supaya hal tersebut diiringi dengan pelayanan kualitas yang prima. Mengutip perkataan bapak menteri pada saat konferensi pers di Jakarta, Senin (16/2), “Operator jangan hanya mencari keuntungan saja. Jangan sampai konsumen tertipu oleh promosi agar memakai layanan mereka, lalu konsumen dirugikan.” Yup! Setuju banget, Pak! : )
Dan denger-denger nih pada tahun 2009 ini pemerintah akan memfokuskan program pada infrastruktur sebagai penunjang layanan komunikasi seluruh daerah di Indonesia, yang ujung-ujungnya tidak lain adalah untuk kepuasan para pengguna.
Semoga fenomena penurunan tarif telepon ini diikuti juga oleh turunnya biaya kuliah perguruan tinggi di Indonesia, supaya semakin banyak generasi muda berkesempatan untuk duduk di bangku pendidikan yang lebih tinggi.
Maju terus Indonesiaku! Maju terus anak-anak Indonesia! Maju terus industri telematika Indonesia!
(Sangap “Eyeglasses345”_1308004)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment