Nama: Dani Ahmad Ramadhan
NIM : 1408014
Posisi WiMAX, yang sedang dikembangkan di sejumlah negara termasuk Indonesia, sebenarnya tidak sepenuhnya aman. Ada standar mirip WiMAX yang sedang mengancam. Standar itu namanya LTE (Long Term Evolution) yang diusulkan konsorsium 3Rd Generation Partnership Project (3GPP).
Persaingan antara WiMAX dan LTE ini bisa dianalogikan dengan perang antara GSM dan CDMA. Baik WiMAX maupun LTE menggunakan teknologi yang mirip. Jaringan ini memiliki kecepatan unduh sampai 100 megabit per detik, bisa menggantikan kecepatan data dengan kabel. Televisi definisi tinggi bisa dikirim tanpa perlu parabola atau kabel.
Saat ini GSM menguasai sekitar 90 persen pasar ponsel dunia dan CDMA hanya meraih remah-remahnya. Keunggulan utama GSM adalah satu: mereka masuk pertama di pasar.
Dalam perang WiMAX versus LTE, yang masuk pasar terlebih dulu adalah WiMAX. Saat ini WiMAX sudah digelar di sejumlah negara, sedangkan LTE paling cepat baru dua atau tiga tahun lagi.
Tapi bukan berarti LTE tidak memiliki keunggulan. Salah satu keunggulan LTE adalah soal spektrum radio yang dipakai. Idealnya, spektrum yang dipakai berfrekuensi rendah dan WiMAX mendapat masalah di sini.
Sprint-Nextel, di Amerika Serikat, menggunakan spektrum 2,5 gigahertz untuk jaringan WiMAX yang mereka gelar tahun ini. Frekuensi yang rendah ini membuat jangkauan lebih jauh.
Di wilayah lain, seperti Eropa, jaringan dengan frekuensi serendah itu biasanya sudah dicaplok jaringan televisi atau GSM. Tidak heran, di Eropa, lisensi WiMAX biasanya terbatas pada 3,5 gigahertz atau bahkan lebih tinggi lagi. Frekuensi ini terlalu tinggi sehingga mengurangi jangkauan jaringan.
Adapun LTE memanfaatkan infrastruktur UMTS yang sekarang ada. AT&T dan Verizon, dua operator telepon seluler Amerika Serikat, sudah memborong spektrum 700 megahertz khusus untuk jaringan LTE yang akan mereka gelar beberapa tahun lagi. Spektrum sangat rendah ini membuat jangkauan LTE bisa lebih jauh lagi.
Keunggulan LTE yang lain adalah kecepatan mengunduh data yang bisa mencapai 100 megabit per detik, lebih tinggi daripada kecepatan maksimal WiMAX yang 75 megabit per detik.
LTE dikembangkan oleh konsorsium 3rd Generation Partnership Project (3GPP) yang terdiri atas organisasi seperti Lembaga Standar Telekomunikasi Eropa, Komite Teknologi Telekomunikasi Jepang, Asosiasi Standar Komunikasi Cina, atau Aliansi untuk Solusi Industri Telekomunikasi dari Amerika Utara.
Salah satu vendor yang paling bersemangat dengan LTE adalah Motorola. Peranti keras dari Motorola ini sekarang sedang diuji coba oleh Verizon, salah satu operator seluler di Amerika Serikat. Operator lain yang sedang menguji coba adalah China Mobile.
Sejumlah operator atau vendor berkukuh dengan LTE, yang lainnya dengan WiMAX. Tapi beberapa yang lain memilih menunggu. Vodafone, misalnya. Semula mereka menyatakan hanya akan menggunakan LTE, tapi belakangan mereka juga bergabung dengan WiMAX Forum.
Vodafone, seperti sejumlah operator lain, menunggu angin siapa yang kira-kira bakal unggul. NURKHOIRI / BERBAGAI SUMBER
PRODUK DAN DESAIN INTEL WIMAX
WIMAX/WIFI
Modul Combo
Echo Peak
Modul WiFi+WiMAX Terintegrasi pertama
Platform Montevina 2008
WIMAX CE/MOBILE
Baxter Peak
Solusi dua paket sederhana
Ukuran rendah & Hemat listrik
Sedang didesain untuk perangkat 2008
WIMAX ADD-IN CARDS
dana Point
referensi desain Baxter Peak untuk ODM
*NAMA KODE INTERNAL MASIH DIBANGUN
*NAMA PRODUK DAN PRODUKSI DAPAT BERUBAH SEWAKTU-WAKTU
Friday, March 06, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment