ANDREW OROH
1308021
Teknologi Komunikasi Tanpa Kabel
Pengantar
Tulisan kali ini adalah bagian dari serangkaian tulisan mengenai teknologi komunikasi tanpa kabel yang lagi berkembang pesat dewasa ini. Tujuan penulisan hanya untuk sharing knowledge maupun pengalaman bagi teman-teman sekampung halaman untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menggurui ataupun mengajari teman-teman semua, melainkan sumbangan pemikiran atas kepedulian putra daerah Prabumulih untuk memajukan kampung halamannya. Jika respon positif yang timbul dari tulisan ini maka penulis akan membuat tulisan ini per episode yang akan mengupas teknologi komunikasi tanpa kabel. Jika tidak ada atau responnya negative maka tulisan ini hanya sampai disini saja.
Kita tidak mau kan hanya menjadi pengguna handphone tanpa tau apa yang menyebabkan hanphone kita bisa berdering. Tulisan ini mengajak kita mengenal dunia maya yang kita rasakan keberadaan nya sebagai sarana telekomunikasi tercanggih saat ini. Sudah selaiknya kita mengetahui apa saja yang menjadi elemen network GSM ( Global System for Mobile communication). Apa dan bagaimana telekomunikasi bergerak seluler terjadi? Akan terjawab dalam tulisan ini . Jadi, ikuti terus ya!
Untuk memenuhi kebutuhan manusia berkomunikasi kapanpun, dimanapun, dan dengan siapapun, sistem telekomunikasi bergerak seluler diciptakan dan telah digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Awalnya, memang seperti suatu keajaiban, jika orang bisa berbicara ke orang di belahan benua lain dengan telepon tanpa kabel. Orang awam kebanyakan bertanya, "Koq bisa nyambung? Pakai apa ya?"
Itulah ajaibnya telekomunikasi bergerak seluler. Dibalik keajaiban itu ternyata ada jawaban logis, bahwa komunikasi/hubungan dapat terjadi dengan menggunakan media udara (air interface) dari hand phone ke BTS (Base Transceiver Station merupakan station pemancar dan penerima fhisik nya berupa menara atau tower yang dilengkapi dengan peralatannya) dengan kecepatan 22,8 Kb/s, dari BTS kemudian diteruskan ke BSC sebagai induk dari BTS yang kemudian BSC meneruskan ke SSS (Switching Sub System yang terdiri dari : MSC, HLR, VLR, EIR dan AuC yang akan di jelaskan pada episode mendatang jika ada respon dari teman2) untuk menentukan tujuan telpon kita ke arah mana: HP Ke HP, HP ke fix phone ( telpon rumah ), Interlokal, SLI dll. Prosesnya terjadi sangat cepat, jadi seperti orang berbicara tatap muka.
Nah, hal ini dapat terjadi karena telekomunikasi bergerak seluler mempunyai berbagai perangkat/elemen yang ngerjain seluruh proses yang diperlukan dalam komunikasi/hubungan. Seluruh perangkat dan elemen ini diatur oleh sistem sehingga membentuk jaringan, yang sering kita sebut sebagai network.
Jadi ingat ya, kalau orang berbicara network, berarti orang tersebut berbicara sistem jaringan, yang tentunya akan melibatkan banyak hal. Untuk mengetahui lebih dalam tentang teknologi GSM, kita kupas satu-persatu Yoook !!!
Arsitek Jaringan GSM
Jaringan GSM secara garis besarnya dibagi menjadi 3 sistem yaitu:
1. Switching Sub System (SSS). Tugasnya mengatur komunikasi antar pelanggan GSM, mengatur komunikasi pelanggan GSM dengan jaringan lain, dan sebagai data base untuk manajemen mobilitas pelanggan. Berarti si SSS inilah yang mengatur hubungan telekomunikasi seluler antar pelanggan Telkomsel dan dari/ke pelanggan operator lain, sekaligus mencatat posisi pelanggan, lokal atau roaming atau SLJJ, dls. Kalau di jaringan PSTN, SSS sering disebut sebagai Sentral Telepon, karena semua proses hubungan tercatat di sini.
2. Base Station System (BSS). Si BSS biasanya memiliki BSC yang bertugas mengendalikan mobile station/pelanggan yang berada dibawah wilayah cakupannya, dan menghubungkan mobile station dengan SSS. BSS merupakan bagian dari radio seluler dari jaringan GSM. Dalam network GSM, radio seluler merupakan elemen utama, karena komunikasi ditransmit melalui frekwensi radio.
3. Operation Maintenance System (OMS). Sedangkan Operation Mainetenance Center bertugas melakukan pengawasan performansi seluruh jaringan BSS dan SSS yang ada dibawah kendalinya, melakukan penanganan gangguan tingkat pertama, loading data base dan memberikan informasi gangguan dan performansi jaringan.
Ibarat perang, BSS merupakan regu prajurit yang gerilya dan ditempatkan dimana-mana. Sedang SSS adalah komandan regu sedangkan OMS adalah pengawas perang. Kali ini, kita beri penghormatan tertinggi dulu buat para prajurit BSS- untuk dibahas duluan. Setuju, kan?
Base Station System (BSS)
Base Station System (BSS) merupakan bagian dari radio sistem pada network GSM yang terdiri dari: BSC, BTS dan TRAU. Ketiganya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kenapa? Karena fungsi mereka berbeda namun satu dengan lainnya saling mendukung. Bagaimana 'saling mendukung'nya BSC, BTS dan TRAU, ceritanya begini
. ( he he he kayak kismis : kisah2 mistery ) aja
Base Station Controller (BSC)
BSC adalah bagian inti (intelligent/master) dari sistem BSS yang menghubungkan antara BTS dengan SSS (seluruh data base BTS dan TRAU ada pada BSC). Pada Siemens Base Station antara BSC dan Network SSS perlu bantuan peralatan jaringan lain, berupa Transcoding and Rate Adaptation Unit (TRAU) melalui A-sub interface (interface BSC-TRAU) dan A interface (interface MSC-TRAU).
Adapun fungsi utama dari BSC adalah: data base seluruh network elemen BSS, penyambungan kanal trafik, memproses pensinyalan, pongontrolan daya, menangani fungsi-fungsi operasi dan maintenace serta monitoring system.
Base Transceiver Station (BTS)
BTS dapat dilihat sebagai bagian dasar dalam jaringan BSS dan perlengkapan hubungan antara BSC dan MS (mobile subscriber/pelanggan). Fungsinya sebagai elemen network yang berinteraksi langsung dengan mobile subscriber melalui radio interface (air interface). BTS terdiri dari Tx (transmite) dan Rx (Receive) yang menyediakan kanal pembicaraan. Seperti radio pada umumnya, radio interface di BTS memiliki daya pancar yang terbatas, dalam GSM sering dikenal dengan istilah wilayah cakupan atau radio service area. Cara kerja radio suatu BTS adalah membentuk dan mengatur sel trafik hubungan dan hand over (perpindahan MS dari satu BTS ke BTS lain) yang berada didalam wilayah cakupannya.
Transcoding Rate and Adaptions Unit (TRAU)
TRAU adalah interface antara BSC dan SSS (MSC). Meskipun TRAU merupakan bagian dari BSS, biasanya TRAU diletakkan dekat MSC. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan link transmisi.
Pada perangkat TRAU terjadi kompresing link dari dari 64 Kbps dari MSC ke TRAU (4 A-Interface/PCMA) menjadi 16 Kbps dari TRAU ke BSC (1 Asub-Interface/PCMS). Kompresing ini dilakukan hanya untuk traffic channel. Hal tersebut dimaksudkan agar traffic channel yang digunakan untuk percakapan pelanggan bisa lebih banyak 4 kali dari sebelumnya. Sedangkan untuk time slot 0 yang digunakan untuk frame alignment signal dan time slot 16 untuk signaling tidak dilakukan kompresing, kecepatannya tetap 64 Kb/s sebab kalo dikompres juga maka untuk proses pensinyalan akan jadi lambat. Karena di TRAU dilakukan pengkompresan maka TRAU juga melakukan adaptasi suara agar suara pelanggan sama seperti aslinya, tidak terkompres meninggi atau mengecil seperti micky mouse.
Friday, March 20, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment