Thursday, May 07, 2009
Quis susulan, hari saptu tgl 2 mei, 2009
NIM : 1308021
Pa Deki, ini andrew, pak, quiz kmrn saya tidak masuk karena saya lagi sakit...
pak....Berikut ini saya posting Quiz susulan saya...
1. Manakah di bawah ini yang termasuk media broadcast?
a. Cable provider b. Cable data
c. Flasdisk d. Calculator
2. Mengapa tarif GSM lebih mahal dibandingkan tarif CDMA?
a. Karena harus bayar pajak
b. Karena CDMA menggunakan tarif lokal
c. Karena GSM harus membayar SLI dan SLJJ
d. Karena GSM memiliki banyak BTS
3. Satu pihak bertambah tapi tidak mengurangi pihak lain. hal ini disebut sebagai..
a. Zero sum
b. positive sum
c. One sum
d. great sum
4. Apa singkatan dari PSTN?
a. Pusat Sistem Teknologi Network
b. Pusat Sistem Telepon Nagrek
c. Plain Sistem Telepon Network
d. Plain System Telephony Network
5. Siapa penemu CAP's pertama...
a. Peter Shumacher
b. Kiwiit Melbourne
c. Peter Kiwiit
d. Peter mark Kiwiit
mohon di terima pak Quis susulan saya.
sekian dan terimakasih.
Wednesday, May 06, 2009
Losing By Winning: Wireless License Auctions
Tahun 1990 Industri komunikasi wireless sangat cepat bekembang di Amerika sehingga mendorong para regulator untuk bisa melihat/mengikuti bisnis ini.
Original License Lotteries Led to Farcical Resale
Sebelum jaringan seluler komersil bisa diratakan atau diatasi, seseorang telah menentukan siapa yag akan mengoperasikan mereka(jaringan komersil seluler) yaitu FCC. FCC menyatakan bahwa kompetisi akan memberi keuntungan kepada para konsumen, FCC memutuskan membuat suatu sistem duopoly dengan dua lisensi di setiap area.
1. Lisensi “A-side” atau Wireless
2. Lisensi “B-side” atau Wireline
Sistem tersebut masih bersifat untung-untungan, mereka harus mempunyai suatu investasi yang besar atau modal yang besar untuk memperluas jaringan mereka. Pada mulanya FCC mencoba untuk memegang kompetisi tersebut sepenuhnya untuk menentukan mana yang akan mendapat lisensi “A-side” dan lisensi “B-side” tapi mereka tidak bisa menanganinya atau mengatasinya, sehingga konsumen yang mendapatkan lisensi terdorong untuk menjual lisensi mereka untuk mendapatkan keuntungan karena saat itu lisensi masih tidak terlalu penting.
The Top Cellular Networks Grew to Profitability
Di saat telepon seluler mulai dipasang, Lisensi menjadi lebih berharga begitu perusahaan memiliki lisensi. Misalnya, Metromedia yang telah memiliki suatu RCC utama yang sudah mendapat lisensi “A-side” di beberapa kota besar, mencakup Washington dan Boston.
Pada tahun 1987, Metromedia menjual saham wireless mereka kepada Southwerstern Bell (kemudian disebut SBC corp) yang memegang B-side lisensi di beberapa negara bagian. Adapun negara-negara di Eropa yang mempunyai aturan sendiri, mereka menghadiahi lisensi ke negara luas dan bekerja untuk menyelaraskan sistem mereka.
Network Go Digital
Di tahun 1990an, sistem analog sudah digantikan oleh sistem seluler digital. Di Eropa, suatu perusahaan multinasional membentuk grup yang dikenal dengan Group Speciale Mobile pada tahun 1987. Mereka membuat suatu standard yang telah digunakan di kebanyakan negara-negara di seluruh dunia yang kemudian disebut GSM (Global System for Mobile) yang merupakan suatu sistem digital berdasarkan TDMA(Time Divison Multiple Access).
Auctions as a Fair Way to Allocate Scarce Spectrum
Awal tahun 1990an, kongres US nmenyatakan bahwa lisensi telepon wireless telepon itu berharga dan mewajibkan supaya setiap perusahaan memiliki lisensi. Sepanjang akhir tahun 1980 sampai awal tahun 1990, suatu industri rakyat di Washington yang membantu menentapkan lisensi wireless, dihadiahi Lotre. Dan tentu saja pemenang lotre tersebut akan segara melelang lisensi mereka kepada penawar terbesar.
The PCS Auction Was a Success
Lelang bandwith mungkin berkembang antara Desember 1994 dan Maret 1995. FCC mulai melelang wide band personal communications service(PCS) Lisensi.
PCS dioperasikan pada frekuensi yang lebih tinggi (1850-1999 Mhz)
dibanding seluler (825-894 Mhz), tetapi cukup banyak yang masih menggunakan aplikasi seluler.
“3G” Combined the Allure of Both Internet and Wireless
Digitisasi/pendigitan telepon wireless via 2G telah dilihat oleh beberapa orang dalam dan investor sudah tidak menarik perhatian lagi. Akan tetapi pelanggan masih puas dengan layanan tersebut meskipun hanya dengan layanan suara saja. Oleh karena itu penyedia peralatan mencari cara untuk meningkatkan mutu dan layanan baru untuk dijual kepada pelanggan mereka, disertai dengan boomingnya penggunaan internet saat itu. Sehingga mereka menemukan generasi telepon terbaru yaitu 3G jaringan yang mempunyai data bandwith dengan jaringan wireline dan IP(Internet Protocol).
Bachman Sabar
1408013
Sunday, May 03, 2009
tugas susulan
NIM : 1408008
Pa Deki, quiz kmrn saya tidak masuk karena bangun kesianngan dan juga stlh itu langsung jadi panitia open house.. Thx... ^^ Berikut ini saya posting Quiz susulan saya...
1. Manakah di bawah ini yang termasuk media broadcast?
a. Cable provider b. Cable data
c. Flasdisk d. Calculator
2. Mengapa tarif GSM lebih mahal dibandingkan tarif CDMA?
a. Karena harus bayar pajak
b. Karena CDMA menggunakan tarif lokal
c. Karena GSM harus membayar SLI dan SLJJ
d. Karena GSM memiliki banyak BTS
3. Satu pihak bertambah tapi tidak mengurangi pihak lain. hal ini disebut sebagai..
a. Zero sum
b. positive sum
c. One sum
d. great sum
4. Apa singkatan dari PSTN?
a. Pusat Sistem Teknologi Network
b. Pusat Sistem Telepon Nagrek
c. Plain Sistem Telepon Network
d. Plain System Telephony Network
5. Siapa penemu CAP's pertama...
a. Peter Shumacher
b. Kiwiit Melbourne
c. Peter Kiwiit
d. Peter mark Kiwiit
Sekian soal dari saya... Semoga anda bisa menjawab... ^^
Thursday, April 30, 2009
Built to Flip or Built to Last?
"Built to Last was not about building something that would simply last. It was about building something worthy of lasting—about building a company of such intrinsic excellence that the world would lose something important if that organization ceased to exist."
Semoga bermangpaat... : )
-Sangap_1308004-
Wednesday, April 22, 2009
As'ary (1308016)
as'ary (1308016)
'
WiMax disambut antusias'
BANDUNG: Suatu survei menyebutkan tingkat kepedulian (awareness) masyarakat terhadap layanan Wimax sudah cukup tinggi, tetapi mereka belum berani berlangganan sebelum membuktikan kualitas aksesnya.
Dimitri Mahayana, Chairperson Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, menyebutkan survei kepada 150 responden di Bandung dan Jakarta pada Januari ini menunjukkan 63% responden mengetahui teknologi WiMax.
Sebanyak 71% di antaranya bahkan menyatakan ketertarikan berlangganan. Akan tetapi, kata dia, awareness dan ketertarikan tersebut tidak berarti absolut atau membuat publik akan sertamerta berlangganan.
"Mayoritas responden, yaitu 74%, akan melihat dulu sejauhmana kualitas WiMax ini. Kalau ternyata bagus, mereka akan berlangganan," katanya kepada Bisnis di Bandung, kemarin.
Responden tersebut saat ini berlangganan Internet dengan operator, seperti Speedy, IM2, Flash Telkomsel, Indosat 3G, XL, Jalawave, Melsa, dan Fren. 50% dari responden mengakses dengan menggunakan komputer personal.
Frekuensi akses mereka yang mencapai setiap hari mencapai 46%, seminggu tiga kali (3%), seminggu dua kali (7%), seminggu sekali (5%), sebulan sekali (1%), dan tidak tentu mencapai 38%.
Skema tarif
Survei yang dilakukan secara acak tersebut digelar guna menyambut keluarnya Peraturan tentang BWA yang telah ditandatangani Menkominfo Mohammad Nuh pada pekan lalu.
Dimitri melanjutkan responden baru akan berlangganan WiMax jika memang kecepatan yang diberikan terbukti lebih cepat dari teknologi sebelumnya, sebab kecepatan akses merupakan daya tarik utama dari Wimax.
"Kalau soal harga perangkat, kemudahan instalasi, dan jangkauan lebih luas, itu isu-isu berikutnya dari WiMax. Yang masyarakat peduli adalah kebenaran akan kecepatan akses teknologi ini," katanya.
Itulah sebabnya, lanjut Dimitri, hanya 18% responden saja yang berani langsung meninggalkan operator lama guna berlangganan WiMax, sementara 8% lainnya akan tetap berlanggan operator lama dan WiMax sekaligus.
Sharing Vision mencatat selain menunggu dulu kualitas layanan, responden juga akan mempertimbangkan tarif berlangganan yang akan ditawarkan operator. Mayoritas menginginkan Rp100.000-Rp200.000 per bulan, meskipun siap membayar Rp200.000-Rp300.000 per bulan.
Adapun skema pembayaran yang diinginkan adalah bebas menggunakan setiap bulan (time based), hanya sebagian kecil yang ingin volume based.
"Bahkan, 91% responden juga meminta agar perangkat pendukung layanan diberikan gratis juga. Jadi, isu utama menjelang gelaran WiMax adalah kecepatan akses sesuai dengan yang diharapkan, tarif dan perangkat harus terjangkau," katanya.
WiMax merupakan salah satu varian teknologi pita lebar nirkabel mengikuti standar IEEE 802.16d atau IEEE 802.16.e.
Tahun ini penerapan teknologi WiMax diperkirakan berkembang di Indonesia mengingat penetrasi akses pita lebar saat ini masih sangat rendah.
Perusahaan riset Maravedis memperkirakan jumlah pengguna WiMax dunia akan mencapai 110 juta sambungan pada akhir 2013. Riset telematika dunia lainnya menyebutkan jumlah pelanggan WiMax yang 24,6 juta orang pada 2009. Kendati masih jauh dibandingkan dengan pelanggan 3G, yang mencapai 285 juta pada 2009, tetapi WiMax tetap menjanjikan.
Hal ini didorong oleh chipset WiMax yang telah mulai terpasang pada notebook pada semester kedua 2008. Adapun pada perangkat komputasi genggam akan tersedia pada 2009, kemudian berlanjut ke perangkat elektronik pada awal 2010
Monday, April 20, 2009
opini industri telematika
Andi Asdiar (1308017)
Sistem Komputer
Menurut saya Industri Telematika sangat di butuhkan oleh masyarakat oleh karena itu sangat berkembang dengan pesat dari waktu ke wktu. perkembangan telematika menjadi salah satu elemen atau divisi sebuah industri yg perkembangannya sangat pesat, karena setiap alat atau produksi dari telematika bersingggungan langsung dengan rakyat.Contohnya seperti computer,telpon,tv,radio,dll yang sangat dibutuhkan dalam memunuhi kebutuhan manusia. Masyarakat sekarang lebih memfokuskan diri pada efisiensi waktu, tenaga, dan biaya.
Pembangunan sektor telekomunikasi diyakini akan menarik berkembangnya sektor – sektor lain, sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang secara konsisten menyatakan bahwa penambahan investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3%.
Akibat arus globalisasi ekonomi dan kondisi di banyak negara infrastruktur telematikanya telah tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, maka oleh lingkungan internasional, teknologi telematika khususnya telekomunikasi telah dianggap sebagai komoditas, dan oleh karenanya dalam aktivitas transaksinya selalu menggunakan perhitungan bisnis yang berorientasi profit.
Dengan adanya kemajuan teknologi yg semakin pesat, Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, pasti akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia yang ada.karena industri telematika bisa membawa dampak atau perubahan yang besar pada suatu negara. Masalah infrastruktur telekomunikasi dan informasi akan semakin mudah dipahami apabila kita melihat wilayah Indonesia bagian timur yang dari sisi kondisi geografisnya cukup sulit untuk dijangkau dan mengakibatkan pembangunannya selalu tertinggal dari wilayah Indonesia lainnya. Dengan adanya teknologi telematika aliran informasi dapat diterima oleh penduduk di kawasan Indonesia timur pada saat yang bersamaan dengan penduduk di daerah lainnya, sehingga tidak terjadi masalah kesenjangan informasi yang akan berakibat pada kurang kompetitifnya daerah kawasan Indonesia timur. Demikian juga dalam hal pendidikan, dengan adanya teknologi telematika, hambatan untuk memperoleh pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga tingkat tinggi dapat diminimalisir melalui tele-education. Perdagangan dapat dipercepat transaksinya dan perhitungan bisnis menjadi lebih akurat melalui e-commerce. Selanjutnya diharapkan pertumbuhan pembangunan akan terjadi dengan memberdayakan potensi daerah kawasan Indonesia timur itu sendiri.
Wednesday, April 08, 2009
Issue Industri Telematika (Jaringan Komersial 4G/LTE)
1308020
Sistem Komputer
Jaringan Komersial 4G/LTE
Pemimpin operator telekomunikasi di Skandinavia dan negara-negara Baltik telah memilih Huawei unuk menyediakan jaringan komersial 4G/LTE pertama di dunia.
Huawei dan TeliaSonera akan meningkatkan kecepatan mobile broadband secara signifikan melalui peningkatan kualitas dan kapasitas solusi LTE modern Huawei di Oslo, Norwegia.
Dalam keterangan resmi Huawei, Jumat (16/1/2008), Huawei akan menyediakan solusi end-to-end LTE yang ramah lingkungan termasuk LTE base stations, jaringan inti (core network) dan OSS (operating support system) di seluruh Oslo. Huawei juga akan menyediakan berbagai layanan seperti desain jaringan, penyelenggaraan, integrasi sistem dan sistem pendukung.
Kontrak kerjasama ini menandari sebuah langkah penting evolusi TeliaSonera menuju jaringan solusi generasi penerus telekomunikasi. Dengan base Station Generasi keempat dari Huawei, solusi LTE Huawei dapat menyediakan jaringan bergerak All-IP berkecepatan tinggi, rendah latensi dengan efisiensi frekuensi yang tinggi. Teknologi LTE dapat mengirimkan tingkat data bergerak baru yang memungkinkan TeliaSonera memperkenalkan pengalaman mobile broadband tercepat untuk para konsumennya.
“Huawei terus fokus pada upaya memberikan solusi atas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para operator dan memenuhi kebutuhan para konsumen kami,” ujar Presiden Huawei untuk Eropa Chengdong Yu.
Kontrak kerjasama ini menandari sebuah langkah penting evolusi TeliaSonera menuju jaringan solusi generasi penerus telekomunikasi. Dengan base Station Generasi keempat dari Huawei, solusi LTE Huawei dapat menyediakan jaringan bergerak All-IP berkecepatan tinggi, rendah latensi dengan efisiensi frekuensi yang tinggi. Teknologi LTE dapat mengirimkan tingkat data bergerak baru yang memungkinkan TeliaSonera memperkenalkan pengalaman mobile broadband tercepat untuk para konsumennya.
"Huawei terus fokus pada upaya memberikan solusi atas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para operator dan memenuhi kebutuhan para konsumen kami," ujar Presiden Huawei untuk Eropa Chengdong Yu.
Handphone 4G
Berita terbaru dari LG Electronics Inc, yang kini telah bersiap memproduksi handphone LTE (Long Term Evolution). Menurut perusahaan terbesar kelima di dunia yang berpusat di Seoul, Korea Selatan ini, telah berhasil menciptakan chip prototype modem berbasis 3GPP atau teknologi 4G, yang diharapkan mampu menigkatkan kecepatan akses Internet seluler. LG mengaku telah mengembangkan chip modem tersebut selama tiga tahun, dengan kecepatan download hingga 100 Mbps dan upload 50Mbps.
Namun, kecepatan itu jauh lebih tinggi daripada 3G HSDPA. Saat ini, kecepatan download maksimum HSDPA adalah 7,6 Mbps. “Setelah LG berhasil mengembangkan dan menguji modem handset 4G pertama, kehadiran handset LTE menjadi semakin dekat. Terobosan teknologi terbaru LG ini akan kami manfaatkan untuk memperkuat posisi LG di industri ponsel global,” ujar Chief Technology Officer LG Electronics Inc Dr Woo Hyun Paik.
Menurut Hyun Paik, chip modem ini berukuran sangat kecil yaitu 13 x 13mm. LG mengklaim bahwa teknologi LTE ini mudah diimplementasikan di jaringan LTE karena menggunakan teknologi WCDMA. Menurut LG, sebanyak 85% operator seluler WCDMA di dunia akan mampu melakukan upgrade jaringan seluler menjadi LTE dengan biaya yang lebih murah dibandingkan jika harus membangun jaringan baru yang menggunakan teknologi berbeda.
Tuesday, April 07, 2009
Issue Industri Telematika
1308013
Internet Murah untuk Indonesia
Biaya Layanan Jasa Internet di Indonesia selama ini dikenal mahal dibandingkan dengan biaya layanan Internet di negara-negara tetangga Asean, India, Cina, maupun di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Korea dan Jepang.
Tetapi dewasa ini benarkah sinyalemen masyarakat pada umumnya bahwa biaya Layanan Jasa Internet di Indonesia masih seperti kenyataan beberapa tahun yang lalu, yang dianggap mahal atau sangat mahal?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas, maka MASTEL bekerjasama dengan INDOSAT/IM2 menyelenggarakan Roundtable Discussion tentang “Internet Murah untuk Indonesia” pada hari Jumat siang, pukul 14:00-17:00 WIB di Gedung INDOSAT, jl. Merdeka Barat 21, Jakarta, dengan para Narasumber sbb:
1. Ibu Sylvia Sumarlin - Ketua Umum APJII
2. Bapak D. Herry Swandito - Sales& Marketing Director PT INDOSATM2
3. Bapak M. Marpaung, Senior Manager Voice & Internet, Divisi
Multimedia PT TELKOM
4. Bapak Sumitro Roestam, Ketua MASTEL
dan Moderator: Bapak Damsyiruddin Siregar - Ketua MASTEL.
Peserta yang hadir tidaklah sebanyak para vokalis Milis MASTEL dan Telematika, namun cukup merepresentasikan para operator, ISP, NAP, pengguna dan pemerhati Internet, seperti : Bapak Gisi Suseno Hadihardjono - Ketua Umum MASTEL, Bapak Arnold Djiwatampu- Konsultan Telematika, Bapak Sukarno Abdulrahman - Senior MASTEL, Ibu Retno - Sekjen MASTEL, Bapak Setyanto P. Santosa, Sesepuh TELKOM, Bapak Marcellus Ardiwinata -Deputy Director First Media, Bapak Naswil Idris - pemerhati telematika, serta para executives dari operator telekomunikasi, ISP dan NAP Indonesia turut hadir meramaikan diskusi
tersebut.
Para Narasumber ternyata menyampaikan optimisme tentang layanan Internet di Indonesia, dimana jumlah pelanggan Internet saat ini sudah mencapai 2,7 juta orang, sedangkan yang mengakses Internet, baik itu sebagai pelanggan maupun yang memanfaatakan sarana umum (warnet) ataupun saran kantor, rumah, HP, PDA, dan lain-lainnya adalah sebanyak 27 juta orang, atau sekitar 12% penduduk Indonesia.
Tentang tarif layanan jasa Internet di Indonesia ternyata juga sudah sama atau sedikit lebih mahal dari tarif layanan Internet yang termurah di dunia, dimana ringkasannya didasarkan atas jenis mode akses Internet adalah sbb:
1. Dialup PSTN Telkomnet Speedy, tarifnya Rp 57/menit
2. Dialup CDMA 2000 1x EVDO StarOne dan Fren, tarifnya Rp 47/menit
3. ADSL Telkomsspeedy, tarifnya Rp 350/Mbyte
4. Semi-Broadband GPRS 115 kpbs max, tarif awalnya sekitar Rp 10/kbyte
5. Broadband EDGE s/d HSDPA 7,2 Mbps tarif Pasca Bayar Rp 350/Mbyte dan IM2 Prabayar Rp 600/Mbyte
6. Akses via RT/RW-net, tarif Flat-Rate Rp 50.000-Rp 200.000/bulan
7. Akses via Power LineCommunications (PLC), harga pokok Rp 80.000 /bulan/pelanggan dan harga jual= Rp 120.000/bulan/pelanggan Flat-Rate
8. Akses via HotSpot WiFi ada yg berbayar (sekitar Rp 5.000-10.000 /jam) dan gratis (TELKOM, 6.000 lokasi)
9. Akses via HP, PDA dan Infra Red atau Bluetooth, tarifnya sesuai layanan Operator Mobile GSM, 3G dan CDMA
10.Akses via Warnet dan Cybercafe, tarifnya Rp 3.000-10.000/jam
Kesimpulannya adalah sbb:
1. Tarif Internet di Indonesia dinilai cukup wajar dibandingkan dengan tarif di USA, Australia, Malaysia dan Singapore, namun sedikit diatas tarif di India.
2. Untuk mengurangi traffic ke LN, dan dengan demikian untuk menurunkan tarif layanan Internet, maka agar diperbanyak konten DN dan peering antar ISP di Indonesia.
3. Subsidi biaya dari PT TELKOM kepada HotSpot/WiFi gratis di 6.000 lokasi bisa dihilangkan atau dijadikan profitable bila ada kerjasama untuk memanfaatkan lokasi2 ini bagi promosi produk atau pemasaran, ataupun ada layanan Online Game yg berbayar. Hasilnya dapat dipakai untuk menurunkan tarif Telkomnet Instant dan Telkomspeedy lebih rendah lagi.
4. Agar ada kerjasama antara Operator besar dan NAP/ISP kecil yang Win-Win serta untuk menyehatkan Industri Internet di Indonesia dengan tarif yang wajar.
5. Perlu kehati-hatian dalam rencana penerapan Unified Licensing, agar tidak mematikan ISP/NAP kecil, Warnet dan UKM.
Opini Industri Telematika
1308013
Indonesia sebagai negara berpopulasi 5 besar dunia merupakan pasar yang penuh peluang bagi hampir setiap produk tak terkecuali produk Industri teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu potensi sumber daya manusia juga memang sangat mengijinkan ditandai banyaknya lembaga pendidikan informasi dan teknologi. Departemen yang sangat terlibat tentunya adalah Departemen Komunikasi dan Informasi serta Departemen Perindustrian.
Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) dan PT ECMI Services sebagai event manager patut mendapat penghargaan atas terselenggaranya pameran dan konferensi Information and Communication Technology (ICT) 2007 di Jakarta Convention Center. ICT 2007 diarahkan oleh steering committee yang dipimpin Bapak Sofyan Djalil. Perusahaan-perusahaan besar yang juga menjalankan peran dalam steering committee ICT 2007 adalah Siemens, IBM, Bakrie, Exelcomindo, Hewlett-Packard, Ericsson, Cisco, Indosat, Telkom, Nokia, Microsoft, Alcatel-Lucent dan Qualcomm. Pameran ICT 2007 yang berlangsung dari tgl 3-5 Mei 2007 inilah yang menjadi kickoff dimulainya upaya membawa Indonesia ke status e-nation yaitu Indonesia yang terhubung secara informasi dan komunikasi pada kota besar juga pedesaan.
Arena bisnis yang baik dalam industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia merupakan kondisi yang ada dalam misi MASTEL. Dr. Giri Suseno Hadihardjono sebagai ketua MASTEL menekankan kebutuhan akan adanya forum ICT 2007 dimana para stakeholder di industri ini dapat menyelaraskan visi dan fokus dalam usaha untuk membangun industri ICT yang kuat, inovatif, dan mampu bersaing di dunia internasional dalam menghadapi era konvergensi digital. Bapak Indra Putra sebagai Presdir PT ECMI Services juga menambahkan bahwa pada intinya ICT 2007 merupakan wadah berbagi keahlian dan pengalaman, menampilkan teknologi dan solusi inovatif yang dapat memenuhi kebutuhan sekarang dan masa depan.
Perwakilan negara yang terlihat cukup menonjol adalah perusahaan dari Indonesia dan Singapura. Salah satu peserta yaitu Lawrence Lim dari Senao Singapura terlihat sangat antusias dalam menjelaskan produk mereka untuk kalangan korporat yaitu wireless solution yang semakin diminati saat ini karena efisiensi yang ditawarkan. Begitu juga dengan Hans-Juergen Mitzscher dari Nokia Siemens Networks yang nerupakan pendatang baru dengan kapabilitas tak terbantahkan. Perusahaan-perusahaan kelas dunia yang hadir berada dalam sektor industri telematika meliputi bidang IT sampai teknologi broadcasting dan multimedia.
Selain pameran diadakan juga konferensi telematika dalam upaya perumusan arah dan peta masa depan industri ICT di Indonesia. Semoga visi menjadi kenyataan dan rintangan dihilangkan oleh solusi.
Sunday, April 05, 2009
FASILITAS INTERNET UNTUK SEMUA KALANGAN
FASILITAS INTERNET UNTUK SEMUA KALANGAN
Indonesia sebagai bagian dari global, memerlukan komunikasi jarak jauh dengan negara lainnya. Internet menjadi fasilitas komunikasi yang paling berperan besar dalam membangun konektivitas jarak jauh, setiap negara di dunia terhubung dalam satu jaringan ini.
Sangat disayangkan koneksi internet di Indonesia masih kurang dapat dijangkau oleh masyarakat yang tidak berekonomi tinggi. Warnet (Warung Internet) memang sudah cukup banyak, namun saja biaya yang harus dikeluarkan biasanya tidak sebanding dengan kualitas koneksi yang didapatkan. Bagaimanapun juga, untuk bisa menggunakan internet yang optimal untuk memudahkan banyak pekerjaan personal, diperlukan koneksi personal juga. Di Indonesia masih sangatlah mahal untuk bisa mendapatkan fasilitas internet personal.
Kalangan mahasiswa adalah salah satu kalangan yang paling banyak menggunakan fasilitas internet ini. Dalam mengerjakan tugas yang memerlukan koneksi internet, kenyamanan dan konsentrasi sangat diperlukan, yang hal itu tidak bisa didapatkan jika dilakukan di warnet. Untuk bisa mendapatkan koneksi internet personal yang biayanya besar tentu sangat menghalangi mahasiswa.
Diperlukan solusi dari pemerintah untuk bisa menekan biaya koneksi internet, agar perkembangan masyarakat akan menjadi lebih cepat dan mudah. Perkembangan masyarakat tercermin dari perkembangan pelajar, maka diharapkan adanya solusi yang dapat membantu pelajar.
Koneksi internet menggunakan modem konvensional yang terhubung dengan operator telekomunikasi utama milik pemerintah tentu tidak bisa menjadi andalan utama untuk masyarakat luas, maka alangkahbaiknya jika pemerintah mau menekan harga yang dimiliki penyedia layanan swasta. Koneksi melalui modem yang tertanam di handphone dapat lebih memudahkan untuk mendapatkan koneksi yang lebih tinggi tingkat praktis dan mobilitasnya. Operator GSM ataupun CDMA, tentunya sudah menyediakan layanan koneksi internet melalui GPRS. Saat ini biaya pemakaiannya pun masih cukup mahal.
Tindakan beberapa operator GSM dan CDMA, baru baru ini, yang menekan biaya pemakaian GPRS patutlah ditiru oleh penyedia layanan yang lain. Salah satu operator GSM di Indonesia menyediakan fasilitas koneksi internet melalui GPRS, yang biayanya sudah terjangkau oleh semua kalangan. Operator tersebut memasang tarif time based Rp.5000,-/4jam dan usage based Rp.1,-/1kb, tentunya itu sudah cukup menyaingi biaya yang harus dikeluarkan untuk berkoneksi di warnet, yang biasanya Rp.3000,-/1jam. Kualitas koneksi yang tidaka jauh berbeda antara keduanya, karena koneksi GPRS masih kurang cukup cepat, yang masih berbanding seimbang dengan warnet yang kebanyakan masih berkualitas pas-pas’an dalam koneksinya.
Koneksi iinternet melalui GPRS dapat diakses di semua tempat karena menggunakan jaringan GSM yang tersebar di seluruh penjuru, yang artinya pasti bisa diajdikan andalan untuk koneksi personal di tempat pribadi.
Ini patut menjadi contoh untuk operator lainnya yang masih memberikan tarif yang cukup tinggi untuk fasilitas tersebut.
Menurut pandangan saya, koneksi internet via GPRS yang sudah disediakan oleh penyedia layanan, memakai perangakat modem yang tertanam di hampir semua handphone, dapat menjadi solusi terbaik dalam mendapatkan koneksi internet personal yang mudah, murah, dan praktis. Cukup hanya dengan meningkatkan kualitas koneksi GPRS dan menekan harga, diikuti sosialiasi dalam penggunaannya, maka koneksi internet personal yang dapat diandalkan, bisa dimiliki oleh semua masyarakat.
Friday, March 20, 2009
Opini Teknologi Informatika
1307012
Opini tentang Teknologi informatika saya membahas tentang max3 xpress.
zaman sekarang, seiring dengan semakin banyaknya permintaan masyarakat terhadap internet membuat perusahaan-perusahaan penyedia layanan jasa internet bersaing memberikan yang terbaik untuk pelanggan-pelanggannya. salah satu masalah yang sampai sekarang adalah dibutuhkannya layanan koneksi internet yang cepat. Dan Max3 xpress untuk saat ini dapat menangani masalah koneksi internet anda yang kurang baik.
Max3 xpress adalah layanan broadband internet unlimited terbaru yang memungkinkan anda untuk dapat melakukan non-stop browsing, download, bermain game dan apapun juga yang Anda inginkan dari Internet.
Max3 xpress menggunakan jaringan Fiber Optic atau serat optik (media transmisi paling canggih saat ini yang menggunakan cahaya sebagai media pengiriman data). Max3 xpress diluncurkan oleh perusahaan Biznet Networks. Biznet Networks adalah sebuah perusahaan telekomunikasi paling inovatif di Indonesia.
Kecepatan Max3 xpress dapat mencapai 15 Mbps dan dapat ditingkatkan samapi dengan 100 Mbps, kecepatan koneksi ini dapat didistibusikan melalui Broadband Router. Jelas jika dibandingkan dengan kecepatan untuk Dial Up (40 Kbps), ADSL (384 Kbps), Wireless 3G (3 Mbps), Max3 jauh lebih unggul dibandingkan dengan dengan koneksi internet sebelum-sebelumnya.
Kelebihan lainnya adalah Sistem Max3 berupa prabayar atau prepaid sehingga kita tidak perlu was-was untuk membayar kalau misalnya kelebihan quota. Namun kelemahannya, karena memakai media transmisi fiber optic, cakupan daerah untuk Max3 xpress dibatasi hanya untuk daerah-daerah tertentu saja. Pemasangannya juga cukup rumit tergantung lokasi anda berada. Fiber optic yang berada dalam tanah akan digali dan akan disambungkan kerumah anda. Diperlukan juga ONT (Optical Network Terminal) yang berfungsi untuk menkonversi dari transmisi Fiber Optic ke kabel Ethernet UTP.
Kemajuan teknologi ini mungkin akan memotivasi perusahaan perusahaan lain untuk membuat produk yang lebih bagus lagi. Kita tinggal tunggu saja....
Opini Industri Telematika di Indonesia
1307012
Menurut saya perkembangan telematika menjadi salah satu elemen atau divisi sebuah industri yg perkembangannya sangat pesat, karena setiap alat atau produksi dari telematika bersingggungan langsung dengan rakyat dan tentu saja sangat dibutuhkan oleh rakyat. Perkembangan ini juga tidak mengenal batas waktu. Dengan kata lain selalu berkembang dari hari ke hari, selalu ada inovasi-inovasi baru yang muncul.
Perkembangan yang terjadi pada hasil-hasil industri telematika dilakukan demi memenuhi kebutuhan dan kemudahan masyarakat. Kita ambil contoh Handphone dan komputer yang sangat dibutuhkan dalam kelancaran komunikasi, pekerjaan dan segala aktivitas manusia. Bidang media juga sangat berkembang. Berita-berita diseluruh dunia bisa di akses lewat televisi atupun internet. Masyarakat sekarang lebih memfokuskan diri pada efisiensi waktu, tenaga, dan biaya.
Dengan adanya kemajuan teknologi yg semakin pesat, Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, pasti akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia yang ada.
Saat industri-industri Telematika mulai memiliki pengaruh yang besar dibeberapa negara besar, Indonesia mulai menaruh perhatian di bagian Telematika. kenapa? karena terbukti, industri telematika bisa membawa dampak atau perubahan yang besar pada suatu negara. Negara-negara maju sekarang bisa dilihat dari perkembangan telematika mereka. Misalnya Amerika, Japan dan lain-lain.
issu BTS
1308021
BTS Bersama Bikin Efisien dan Akur
Perang tarif pulsa antaroperator seluler memang sengit. Tapi bukan berarti sesama operator itu tak bisa akur. Kini, mereka akan akur yakni dalam hal penggunaan menara bersama sesama operator seluler. Langkah itu dijalankan menyusul terbitnya regulasi mengenai penggunaan bersama BTS (Base Transceiver Station) bersama.
Regulasi BTS bersama ini dikeluarkan Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) dengan tujuan mendorong efisiensi kerja para operator. “Regulasi tentang penggunaan BTS bersama ini adalah salah satu kebijakan untuk mendorong para operator dapat melakukan tindakan efisiensi internal yang masih satu paket dengan regulasi tarif interkoneksi. Kebijakan penurunan tarif interkoneksi ini bukan kebijakan terpisah, tetapi sebuah kebijakan yang terencana dan menjadi satu kesatuan dengan berbagai rencana pemerintah berkait dengan upaya mendorong efisiensi kerja operator. Karena itu kebijakan-kebijakan yang dinilai akan menghambat proses efisiensi operator akan dikaji,” kata Menkominfo Mohammad Nuh beberapa waktu lalu.
Apalagi, di daerah soal keberadaan BTS yang marak bertebaran di beberapa tempat dalam jarak yang pendek juga sering diributkan dan menimbulkan protes. Bukan saja dari pemerintah daerah karena mengganggu tata ruang kota, tetapi protes juga sering datang dari masyarakat. Maka tak ayal banyak kejadian BTS dirobohkan warga dan kasus lainnya. Untuk menekan biaya pemasangan BTS yang cukup mahal, maka para operator harus saling bekerja sama dalam membangun tower bersama. Dengan pemakaian tower bersama tersebut, maka akan mengurangi jumlah BTS yang sering diprotes karena tata letaknya yang tak beraturan. Di daerah pun, para pelaku operator harus siap-siap berkolaborasi menjalankan regulasi operator bersama tersebut.
Djoko Aryono, Public Relations Indosat Solo, kepada Joglosemar mengatakan, pemakaian tower bersama tersebut sangat menguntungkan pihak operator. “Dengan pemakaian satu BTS untuk dimanfaatkan secara bersama-sama, baik dengan operator GSM maupun CDMA, maka akan lebih efisien. Sehingga tidak akan banyak pohon tower berdiri. Dan tentunya mengurangi polemik di tingkat masyarakat,” katanya.
Memang, kebijakan pemakaian BTS bersama sudah bergulir semenjak tahun 2007 kemarin. Dan perturan tersebut, merupakan kebijakan dari Dirjen Postel. Kemudian, untuk penerapan peraturan tersebut, akan diserahkan kepada masing-masing pemerintah daerah, dengan ketetapan. “Peraturan tersebut tergantung dari masing-masing pemerintah kabupaten maupun kota,” jelasnya.
Dengan adanya peraturan tersebut, maka sampai sekarang ini pihak Indosat baru menjalin kerja sama dengan pihak operator XL. Terjalinnya kerja sama penggunaan BTS bersama tersebut, ternyata sampai saat ini baru terdapat dua titik, yakni Pengging dan Manyaran. Namun, ia tidak memungkiri jika ke depan, pasti akan banyak operator yang menggunakan BTS bersama. “Sekarang para operator sedang melakukan survey progress,” paparnya. Sementara itu, Atiek Susanti, Area Sales Officer Coordinator Solo, mengakui jika pihak XL memang melakukan kerja sama dengan operator lain dalam menggunakan BTS bersama.
Adapun, operator yang bekerja sama dengan XL, yakni Fren dan Indosat. Namun, ketika ditanyai mengenai jumlah persisnya keberadaan BTS bersama, ia tidak begitu tahu berapa jumlah tepatnya. “Maaf saya kurang tahu, berapa jumlah BTS bersama yang ada di Solo,” ucapnya. Operator Ceria pun juga melakukan telah melakukan hal yang sama. Seperti dikatakan Ari Bobo, Asisstant Marketing Officer operator telekomunikasi Ceria milik PT. Sampoerna Telekomunikasi kepada Joglosemar, Rabu (13/8).
Ia mengatakan, Ceria telah melakukan kerja sama dengan pihak operator lain, khususnya dalam menyelenggarakan pemakaian BTS bersama. Adapun BTS bersama yang dimiliki oleh Ceria, ada sekitar 14 titik yang ada di seluruh wilayah Surakarta.
“Untuk Solo ada dua titik, Sragen dua titik, Boyolali dua titik, Karanganyar satu titik, Wonogiri dua titik, Klaten dua titik dan beberapa titik lainnya,” ujarnya.
Disinggung mengenai siapa saja operator yang melakukan kerja sama dalam menggunakan BTS bersama, ia mengakui jika operator telekomunikasi XL dan Fren yang telah menjalin kerja sama. “Ada beberapa BTS yang memang milik Ceria sendiri,” akunya. Dengan adanya BTS bersama, maka ia mengakui jika penggunaannya lebih efisien. Karena, tidak perlu membangun sendiri BTS tersebut. Pasalnya, kalau membangun BTS sendiri membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sebagai gambaran, satu BTS bisa menghabiskan biaya sebanyak Rp 1 miliar. Selain itu, biasanya dalam mendirikan BTS, pastinya akan memperhatikan berbagai aspek, seperti halnya aspek Amdal, lingkungan maupun masyarakat itu sendiri. Untuk itu, dengan adanya pemakaian BTS bersama, maka akan lebih efisien
tugas opini teknologi informatik
1308021
Teknologi Komunikasi Tanpa Kabel
Pengantar
Tulisan kali ini adalah bagian dari serangkaian tulisan mengenai teknologi komunikasi tanpa kabel yang lagi berkembang pesat dewasa ini. Tujuan penulisan hanya untuk sharing knowledge maupun pengalaman bagi teman-teman sekampung halaman untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menggurui ataupun mengajari teman-teman semua, melainkan sumbangan pemikiran atas kepedulian putra daerah Prabumulih untuk memajukan kampung halamannya. Jika respon positif yang timbul dari tulisan ini maka penulis akan membuat tulisan ini per episode yang akan mengupas teknologi komunikasi tanpa kabel. Jika tidak ada atau responnya negative maka tulisan ini hanya sampai disini saja.
Kita tidak mau kan hanya menjadi pengguna handphone tanpa tau apa yang menyebabkan hanphone kita bisa berdering. Tulisan ini mengajak kita mengenal dunia maya yang kita rasakan keberadaan nya sebagai sarana telekomunikasi tercanggih saat ini. Sudah selaiknya kita mengetahui apa saja yang menjadi elemen network GSM ( Global System for Mobile communication). Apa dan bagaimana telekomunikasi bergerak seluler terjadi? Akan terjawab dalam tulisan ini . Jadi, ikuti terus ya!
Untuk memenuhi kebutuhan manusia berkomunikasi kapanpun, dimanapun, dan dengan siapapun, sistem telekomunikasi bergerak seluler diciptakan dan telah digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Awalnya, memang seperti suatu keajaiban, jika orang bisa berbicara ke orang di belahan benua lain dengan telepon tanpa kabel. Orang awam kebanyakan bertanya, "Koq bisa nyambung? Pakai apa ya?"
Itulah ajaibnya telekomunikasi bergerak seluler. Dibalik keajaiban itu ternyata ada jawaban logis, bahwa komunikasi/hubungan dapat terjadi dengan menggunakan media udara (air interface) dari hand phone ke BTS (Base Transceiver Station merupakan station pemancar dan penerima fhisik nya berupa menara atau tower yang dilengkapi dengan peralatannya) dengan kecepatan 22,8 Kb/s, dari BTS kemudian diteruskan ke BSC sebagai induk dari BTS yang kemudian BSC meneruskan ke SSS (Switching Sub System yang terdiri dari : MSC, HLR, VLR, EIR dan AuC yang akan di jelaskan pada episode mendatang jika ada respon dari teman2) untuk menentukan tujuan telpon kita ke arah mana: HP Ke HP, HP ke fix phone ( telpon rumah ), Interlokal, SLI dll. Prosesnya terjadi sangat cepat, jadi seperti orang berbicara tatap muka.
Nah, hal ini dapat terjadi karena telekomunikasi bergerak seluler mempunyai berbagai perangkat/elemen yang ngerjain seluruh proses yang diperlukan dalam komunikasi/hubungan. Seluruh perangkat dan elemen ini diatur oleh sistem sehingga membentuk jaringan, yang sering kita sebut sebagai network.
Jadi ingat ya, kalau orang berbicara network, berarti orang tersebut berbicara sistem jaringan, yang tentunya akan melibatkan banyak hal. Untuk mengetahui lebih dalam tentang teknologi GSM, kita kupas satu-persatu Yoook !!!
Arsitek Jaringan GSM
Jaringan GSM secara garis besarnya dibagi menjadi 3 sistem yaitu:
1. Switching Sub System (SSS). Tugasnya mengatur komunikasi antar pelanggan GSM, mengatur komunikasi pelanggan GSM dengan jaringan lain, dan sebagai data base untuk manajemen mobilitas pelanggan. Berarti si SSS inilah yang mengatur hubungan telekomunikasi seluler antar pelanggan Telkomsel dan dari/ke pelanggan operator lain, sekaligus mencatat posisi pelanggan, lokal atau roaming atau SLJJ, dls. Kalau di jaringan PSTN, SSS sering disebut sebagai Sentral Telepon, karena semua proses hubungan tercatat di sini.
2. Base Station System (BSS). Si BSS biasanya memiliki BSC yang bertugas mengendalikan mobile station/pelanggan yang berada dibawah wilayah cakupannya, dan menghubungkan mobile station dengan SSS. BSS merupakan bagian dari radio seluler dari jaringan GSM. Dalam network GSM, radio seluler merupakan elemen utama, karena komunikasi ditransmit melalui frekwensi radio.
3. Operation Maintenance System (OMS). Sedangkan Operation Mainetenance Center bertugas melakukan pengawasan performansi seluruh jaringan BSS dan SSS yang ada dibawah kendalinya, melakukan penanganan gangguan tingkat pertama, loading data base dan memberikan informasi gangguan dan performansi jaringan.
Ibarat perang, BSS merupakan regu prajurit yang gerilya dan ditempatkan dimana-mana. Sedang SSS adalah komandan regu sedangkan OMS adalah pengawas perang. Kali ini, kita beri penghormatan tertinggi dulu buat para prajurit BSS- untuk dibahas duluan. Setuju, kan?
Base Station System (BSS)
Base Station System (BSS) merupakan bagian dari radio sistem pada network GSM yang terdiri dari: BSC, BTS dan TRAU. Ketiganya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kenapa? Karena fungsi mereka berbeda namun satu dengan lainnya saling mendukung. Bagaimana 'saling mendukung'nya BSC, BTS dan TRAU, ceritanya begini . ( he he he kayak kismis : kisah2 mistery ) aja
Base Station Controller (BSC)
BSC adalah bagian inti (intelligent/master) dari sistem BSS yang menghubungkan antara BTS dengan SSS (seluruh data base BTS dan TRAU ada pada BSC). Pada Siemens Base Station antara BSC dan Network SSS perlu bantuan peralatan jaringan lain, berupa Transcoding and Rate Adaptation Unit (TRAU) melalui A-sub interface (interface BSC-TRAU) dan A interface (interface MSC-TRAU).
Adapun fungsi utama dari BSC adalah: data base seluruh network elemen BSS, penyambungan kanal trafik, memproses pensinyalan, pongontrolan daya, menangani fungsi-fungsi operasi dan maintenace serta monitoring system.
Base Transceiver Station (BTS)
BTS dapat dilihat sebagai bagian dasar dalam jaringan BSS dan perlengkapan hubungan antara BSC dan MS (mobile subscriber/pelanggan). Fungsinya sebagai elemen network yang berinteraksi langsung dengan mobile subscriber melalui radio interface (air interface). BTS terdiri dari Tx (transmite) dan Rx (Receive) yang menyediakan kanal pembicaraan. Seperti radio pada umumnya, radio interface di BTS memiliki daya pancar yang terbatas, dalam GSM sering dikenal dengan istilah wilayah cakupan atau radio service area. Cara kerja radio suatu BTS adalah membentuk dan mengatur sel trafik hubungan dan hand over (perpindahan MS dari satu BTS ke BTS lain) yang berada didalam wilayah cakupannya.
Transcoding Rate and Adaptions Unit (TRAU)
TRAU adalah interface antara BSC dan SSS (MSC). Meskipun TRAU merupakan bagian dari BSS, biasanya TRAU diletakkan dekat MSC. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan link transmisi.
Pada perangkat TRAU terjadi kompresing link dari dari 64 Kbps dari MSC ke TRAU (4 A-Interface/PCMA) menjadi 16 Kbps dari TRAU ke BSC (1 Asub-Interface/PCMS). Kompresing ini dilakukan hanya untuk traffic channel. Hal tersebut dimaksudkan agar traffic channel yang digunakan untuk percakapan pelanggan bisa lebih banyak 4 kali dari sebelumnya. Sedangkan untuk time slot 0 yang digunakan untuk frame alignment signal dan time slot 16 untuk signaling tidak dilakukan kompresing, kecepatannya tetap 64 Kb/s sebab kalo dikompres juga maka untuk proses pensinyalan akan jadi lambat. Karena di TRAU dilakukan pengkompresan maka TRAU juga melakukan adaptasi suara agar suara pelanggan sama seperti aslinya, tidak terkompres meninggi atau mengecil seperti micky mouse.
opini teknologi informatika
1308001
BLUETOOTH : Teknologi Komunikasi Wireless untuk Layanan Multimedia dengan Jangkauan Terbatas
Pendahuluan
Bluetooth adalah sebuah teknologi komunikasi wireless (tanpa kabel) yang beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific and Medical) dengan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara host-host bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas (sekitar 10 meter). Bluetooth sendiri dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir sama dengan card yang digunakan untuk wireless local area network (WLAN) dimana menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11, hanya saja pada bluetooth mempunyai jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan kemampuan transfer data yang lebih rendah.
Pada dasarnya bluetooth diciptakan bukan hanya untuk menggantikan atau menghilangkan penggunaan kabel didalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga mampu menawarkan fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless dengan biaya yang relatif rendah, konsumsi daya yang rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan mampu menyediakan layanan yang bermacam-macam. Untuk memberi gambaran yang lebih jelas mengenai teknologi bluetooth yang relatif baru ini kepada pembaca, berikut diuraikan tentang sejarah munculnya bluetooth dan perkembangannya, teknologi yang digunakan pada sistem bluetooth dan aspek layanan yang mampu disediakan, serta sedikit uraian tentang perbandingan metode modulasi spread spectrum FHSS (Frequency Hopping Spread Spectrum) yang digunakan oleh bluetooth dibandingkan dengan metode spread spectrum DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum).
Latar Belakang Bluetooth
Pada bulan Mei 1998, 5 perusahaan promotor yaitu Ericsson, IBM, Intel, Nokia dan Toshiba membentuk sebuah Special Interest Group (SIG) dan memulai untuk membuat spesifikasi yang mereka namai ‘bluetooth’. Pada bulan Juli 1999 dokumen spesifikasi bluetooth versi 1.0 mulai diluncurkan. Pada bulan Desember 1999 dimulai lagi pembuatan dokumen spesifikasi bluetooth versi 2.0 dengan tambahan 4 promotor baru yaitu 3Com, Lucent Technologies, Microsoft dan Motorola. Saat ini, lebih dari 1800 perusahaan di berbagai bidang antara lain di bidang semiconductor manufacture, PC manufacture, mobile network carrier, perusahaan-perusahaan automobile dan air lines bergambung dalam sebuah konsorsium sebagai adopter teknologi bluetooth. Perusahaan-perusahaan terkemuka tersebut antara lain seperti Compaq, Xircom, Phillips, Texas instruments, Sony, BMW, Puma, NEC, Casio, Boeing, dsb.
Walaupun standar Bluetooth SIG saat ini ‘dimiliki’ oleh grup promotor tetapi ia diharapkan akan menjadi sebuah standar IEEE (802.15).
Aplikasi dan Layanan
Protokol bluetooth menggunakan sebuah kombinasi antara circuit switching dan packet switching. Bluetooth dapat mendukung sebuah kanal data asinkron, tiga kanal suara sinkron simultan atau sebuah kanal dimana secara bersamaan mendukung layanan data asinkron dan suara sinkron. Setiap kanal suara mendukung sebuah kanal suara sinkron 64 kb/s. Kanal asinkron dapat mendukung kecepatan maksimal 723,2 kb/s asimetris, dimana untuk arah sebaliknya dapat mendukung sampai dengan kecepatan 57,6 kb/s. Sedangkan untuk mode simetris dapat mendukung sampai dengan kecepatan 433,9 kb/s.
Sebuah perangkat yang memiliki teknologi wireless bluetooth akan mempunyai kemampuan untuk melakukan pertukaran informasi dengan jarak jangkauan sampai dengan 10 meter (~30 feet). Sistem bluetooth menyediakan layanan komunikasi point to point maupun komunikasi point to multipoint.
Produk bluetooth dapat berupa PC card atau USB adapter yang dimasukkan ke dalam perangkat. Perangkat-perangkat yang dapat diintegerasikan dengan teknologi bluetooth antara lain : mobile PC, mobile phone, PDA (Personal Digital Assistant), headset, kamera, printer, router dan sebagainya. Aplikasi-aplikasi yang dapat disediakan oleh layanan bluetooth ini antara lain : PC to PC file transfer, PC to PC file synch ( notebook to desktop), PC to mobile phone, PC to PDA, wireless headset, LAN connection via ethernet access point dan sebagainya.
Diskripi Umum Sistem Bluetooth
Sistem bluetooth terdiri dari sebuah radio transceiver, baseband link controller dan sebuah link manager. Baseband link controller menghubungkan perangkat keras radio ke base band processing dan layer protokol fisik. Link manager melakukan aktivitas-aktivitas protokol tingkat tinggi seperti melakukan link setup, autentikasi dan konfigurasi. Secara umum blok fungsional pada sistem bluetooth dapat dilihat pada.
Karakteristik Radio
Berikut beberapa karaketristik radio bluetooth sesuai dengan dokumen Bluetooth SIG yang dirangkum dalam Tabel 1.
Pita Frekuensi dan Kanal RF
Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz ISM, walaupun secara global alokasi frekuensi bluetooth telah tersedia, namun untuk berbagai negara pengalokasian frekuensi secara tepat dan lebar pita frekuensi yang digunakan berbeda. Batas frekuensi serta kanal RF yang digunakan oleh beberapa negara dapat dilihat pada Tabel 2.
Time Slot
Kanal dibagi dalam time slot-time slot, masing-masing mempunyai panjang 625 ms. Time slot-time slot tersebut dinomori sesuai dengan clock bluetooth dari master piconet. Batas penomoran slot dari 0 sampai dengan 227-1 dengan panjang siklus 227. Di dalam time slot, master dan slave dapat mentransmisikan paket-paket dengan menggunakan skema TDD (Time-Division Duplex),. Master hanya memulai melakukan pentransmisiannya pada nomor time slot genap saja sedangkan slave hanya memulai melakukan pentransmisiannya pada nomor time slot ganjil saja.
Protokol Bluetooth
Protokol-protokol bluetooth dimaksudkan untuk mempercepat pengembangan aplikasi-aplikasi dengan menggunakan teknologi bluetooth. Layer-layer bawah pada stack protokol bluetooth dirancang untuk menyediakan suatu dasar yang fleksibel untuk pengembangan protokol yang lebih lanjut. Protokol-protokol yang lain seperti RFCOMM diambil dari protokol-protokol yang sudah ada dan protokol ini hanya dimodifikasi sedikit untuk disesuaikan dengan kepentingan bluetooth. Pada protokol-protokol layer atas digunakan tanpa melakukan modifikasi. Dengan demikian, aplikasi-aplikasi yang sudah ada dapat digunakan dengan teknologi bluetooth sehingga interoperability akan lebih terjamin.
Stack protokol bluetooth dapat dibagi ke dalam empat layer sesuai dengan tujuannya. Berikut protokol-protokol dalam layer-layer di dalam stack protokol bluetooth yang tertera pada Tabel 3 dan.
Tabel 3. Protokol-protokol dan layer-layer di stack protokol bluetooth (sumber : Bluetooth SIG)
Protocol Layer Protocols in the stack
Bluetooth Core Protocols Baseband, LMP, L2CAP, SDP
Cable Replacement Protocol RFCOMM
Telephony Control Protocols TCS Binary, AT-commands
Adopted Protocols PPP, UDP/TCP/IP, OBEX, WAP, vCard, vCal, IrMC, WAE
Keterangan yang lebih jelas mengenai protokol bluetooth tidak akan diuraikan pada tulisan ini.
Pengukuran Bluetooth
Pada dasarnya ada tiga aspek penting didalam melakukan pengukuran bluetooth yaitu pengukuran RF (Radio Frequency), protokol dan profile. Pengukuran radio dilakukan untuk menyediakan compatibility perangkat radio yang digunakan di dalam sistem dan untuk menentukan kualitas sistem. Pengukuran radio dapat menggunakan perangkat alat ukur RF standar seperti spectrum analyzer, transmitter analyzer, power meter, digital signal generator dan bit-error-rate tester (BERT). Hasil pengukuran harus sesuai dengan spesifikasi yang telah di ditetapkan diantaranya harus memenuhi parameter-parameter yang tercantum pada Tabel 1.
Dari informasi Test & Measurement World, untuk pengukuran protokol, dapat menggunakan protocol sniffer yang dapat memonitor dan menampilkan pergerakan data antar perangkat bluetooth. Selain itu dapat menggunakan perangkat Ericsson Bluetooth Development Kit (EBDK). Ericsson akan segera merelease sebuah versi EBDK yang dikenal sebagai Blue Unit.
Pengukuran profile dilakukan untuk meyakinkan interoperability antar perangkat dari berbagai macam vendor. Struktur profile bluetooth sesuai dengan dokumen SIG dapat dilihat pada.
Contoh :
• LAN access profile menentukan bagaimana perangkat bluetooth mampu mengakses layanan-layanan pada sebuah LAN menggunakan Point to Point Protocol (PPP). Selain itu profile ini menunjukkan bagaimana mekanisme PPP yang sama digunakan untuk membentuk sebuah jaringan yang terdiri dari dua buah perangkat bluetooth.
• Fax profile menentukan persyaratan-persyaratan perangkat bluetooth yang harus dipenuhi untuk dapat mendukung layanan fax. Hal ini memungkinkan sebuah bluetooth cellular phone (modem) dapat digunakan oleh sebuah komputer sebagai sebuah wireless fax modem untuk mengirim atau menerima sebuah pesan fax. Selain ketiga aspek di atas yaitu radio, protokol, profile maka sebenarnya ada aspek lain yang tidak kalah pentingnya untuk perlu dilakukan pengukuran yaitu pengukuran Electromagnetic Compatibility (EMC) dimana dapat mengacu pada standar Eropa yaitu ETS 300 8 26 atau standar Amerika FCC Part 15.
Fungsi Security
Bluetooth dirancang untuk memiliki fitur-fitur keamanan sehingga dapat digunakan secara aman baik dalam lingkungan bisnis maupun rumah tangga. Fitur-fitur yang disediakan bluetooth antara lain sebagai berikut:
• Enkripsi data.
• Autentikasi user
• Fast frekuensi-hopping (1600 hops/sec)
• Output power control
Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat keamanan layer fisik/ radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan tingkat keamanan layer yang lebih tinggi seperti password dan PIN.
Bluetooth FHSS vs WLAN DSSS
Sebenarnya mengapa bluetooth lebih memilih metode FHSS (Frequency Hopping Spread Spectrum) dibandingkan dengan DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). Alasan yang membuat mengapa bluetooth tidak menggunakan DSSS antara lain sebagai berikut :
1. FHSS membutuhkan konsumsi daya dan kompleksitas yang lebih rendah dibandingkan DSSS hal ini disebabkan karena DSSS menggunakan kecepatan chip (chip rate) dibandingkan dengan kecepatan simbol (symbol rate) yang digunakan oleh FHSS, sehingga cost yang dibutuhkan untuk menggunakan DSSS akan lebih tinggi.
2. FHSS menggunakan FSK dimana ketahanan terhadap gangguan noise relatif lebih bagus dibandingkan dengan DSSS yang biasanya menggunakan QPSK ( untuk IEEE 802.11 2 Mbps) atau CCK ( IEEE 802.11b 11 Mbps).
Walaupun FHSS mempunyai jarak jangkauan dan transfer data yang lebih rendah dibandingkan dengan DSSS tetapi untuk layanan dibawah 2 Mbps FHSS dapat memberikan solusi cost-efektif yang lebih baik.
Penutup
Dari beberapa penjelasan di atas, terlihat bahwa bluetooth mampu menawarkan solusi yang cukup efektif dan efisien di dalam memberikan layanan kepada user untuk melakukan transfer data dengan kecepatan kurang dari 1 Mbit/s dan jangkauan yang relatif pendek. Teknologi bluetooth masih memungkinkan untuk terus berkembang menuju kematangan baik dari sisi standarisasi maupun aplikasi yang dapat diterapkan. Dengan pertimbangan bahwasannya bluetooth mampu menyediakan berbagai macam aplikasi dan layanan dan dengan biaya yang relatif murah, mudah dalam pengoperasian, interoperability yang menjanjikan serta didukung oleh berbagai vendor besar di bidang telekomunikasi maupun komputer, dan lebih dari 1800 perusahaan telah bergabung sebagai adopter teknologi ini, maka tidak mustahil teknologi bluetooth suatu saat akan menjadi salah satu primadona untuk digunakan baik untuk keperluan rumah tangga atau perkantoran/bisnis.
Dengan sedikit tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran baru tentang tekonologi bluetooth kepada pembaca dan dapat memberi atau menambah wawasan yang baru terhadap perkembangan komunikasi wireless.
Tugas opini informatika
1307009
ELEKTRO INDONESIA
Broadband CDMA : Teknologi Wireless Masa Depan
Banyak industri telekomunikasi sekarang percaya bahwa Code Division Multiple Access (CDMA) spread spektrum akan mengalihkan perhatian pada awal abad 21. Dia akan mengganti teknologi analog contoh AMPS dan kompetitornya seperti GSM.
Pada saat bersamaan B-CDMA yang merupakan model komunikasi baru yang efisien akan berkembang ke arah PCS dan menjadi pilihan umum untuk WLL di dunia.
Broadband CDMA sepenuhnya layak untuk diaplikasikan di WLL, PCS dan wireless berbasis satelit yang akan datang.
Pada versi yang akan datang dari CDMA akan menyediakan servis-servis dengan bandwidth data yang tinggi (termasuk ISDN, video dan multimedia) yang tidak dapat disediakan oleh teknologi narrowband.
Apakah Broadband CDMA?
Standar teknologi CDMA, dilihat dari spread signalnya relative lebih besar dari teknologi selular lainnya, pengurangan problem propagasi (multipath dan fading). Dikenal dua standar untuk aplikasi dengan metode akses CDMA. Standar yang dimaksud adalah IS-95 dan poprietary.
Broadband CDMA mengambil konsep ini lebih lanjut oleh pengurangan multipath-fading, penawaran kapasitas dalam tiap cell dan kualitas suara yang lebih baik. Bandwidth yang luas juga membuat mungkin features ke depan termasuk ISDN dan bandwidth on demand. Broadband CDMA dengan wireless mempunyai potensi untuk menyediakan "transparan" local loop dengan fungsi penuh seperti wireline.
Broadband CDMA sebagai WLL didesain untuk menyediakan layanan fixed dan mobiile yang dikoneksikan dengan PSTN dari layanan POTS (Plain Old Telephone Service) ke features-features selanjutnya seperti ISDN dan bandwidth on demand. Service-service akan termasuk voice, high speed fax, data dan multimedia, termasuk juga video. Teknologi ini memungkinkan aplikasi ISDN ke desktop fixed wiireless dan mobile wireless. Adapun konfigurasi dari sistem B-CDMA adalah :
Keterangan gambar :
OS (Operating System) : operasi, administrasi dan fungsi maintenance
RDU (Radio Distribution Unit) : interface ke exchange dengan standar V5.1
RCS (Radio Carrier Station) : interface ke RDU via copper, fiber atau Microwave
RNT (Radio Network Termination) : menyediakan koneksi ke analog atau ISDN Telepon, fax dan data modems
Teknologi Broadband CDMA (B-CDMA)
Teknologi B-CDMA dikembangkan dari teknik CDMA. B-CDMA merupakan teknologi alternatif Wireless Acces pada era Digital Broadband dengan penjelasan sebagai berikut:
• Merupakan teknologi digital spread spektrum lanjutan untuk kepentingan komersial, yang memberikan berbagai kelebihan dibanding copper, cable, microwave dan bahkan sistem komunikasi radio lainnya, seperti :
kualitas suara yang tinggi (32 kb/s)
karakteristik fade sangat baik
performansi indoor sangat baik
dinamik data rate (on demand) : 32 kb/s ~ 144 kb/s
• Pemilihan frekuensi secara fleksibel (300 ~ 2500 MHz)
CDMA pada dasarnya dikembangkan oleh militer di Amerika dan kemudian dikomersialkan oleh perusahaan di Amerika oleh Qualcomm dan dikembangkan dengan standar IS-95. Tipikal frekuensi operasi untuk IS-95 adalah 800 MHz. Versi Broadband yang baru B-CDMA, akan diterapkan untuk tiga band frekuensi :
• DCS 1800 (1,71 sampai 1,785 Ghz, dan dari 1,805 sampai 1,880 GHz)
• US-PCS (1,85 sampai 1,9 GHz dan 1,93 sampai 1,99 GHz)
• CEPT (2 sampai 2,7 GHz)
Perbedaan penting yang lain dengan narrowband CDMA didesain untuk bandwidth 1,25 MHz untuk setiap direction. Untuk B-CDMA pada umumnya menggunakan bandwidth 7 MHz, 10,5 MHz, 14 MHz dan 15 MHz.
Dengan bandwidth yang lebih lebar akan menyediakan level of fade resistance yang lebih besar, yang akan menghasilkkan performansi yang lebih besar untuk output power yang sama, atau mengurangi syarat power untuk menyediakan range coverage yang sama. Selanjutnya, pertambahan bandwidth sangat identik dengan penambahan kapasitas untuk mendukung layanan-layanan dengan bandwidth yang lebih tinggi dan menambah fleksibilitas untuk service gabungan. Dalam arti bahwa satu sistem broadband dapat melayani berbagai macam service secara simultan.
Aplikasi Broadband CDMA
Broadband CDMA sedang dikembangkan untuk empat aplikasi utama ; rural wireless local loop, urban wireless local loop, personal communications system (PCS), Global Mobile Personal Communcations by Satellite (GMPCS) dan IMT-2000, semua akan digambarkan seperti di bawah ini.
Pasar WLL
Beberapa pengamat percaya bahwa market internasional untuk WLL , secara khusus dari Asia, selama beberapa waktu akan lebih besar daripada untuk cellular atau PCS. Beberapa negara Asia, seperti India mempunyai kurang dari 1 (satu) telepon per 100 (seratus) penduduk dan rata-rata di dunia mencapai 11 atau 12 telepon per 100 penduduk. Perkiraaan untuk waktu dekat bahwa di dunia akan membutuhkan sekitar 1 miliiar telepon dimana setengahnya akan disuplai dari mobile telepon dengan tipe solusi WLL.
Rural WLL
Teknologi broadband CDMA secara khusus pantas untuk area yang sangat sulit atau untuk daerah yang mahal jika diterapkan jaringan kabel. Aplikasi WLL adalah sangat penting untuk negara-negara Asia karena mempunyai penetrasi yang rendah sehingga dapat sebagai pemasangan subscriber yang extra. Sekarang teknologi WLL, khususnya B-CDMA lebih murah diinstal daripada kabel tembaga. Wireless sedang menjadi pilihan teknologi yang ditetapkan pada service fixed telepon yang dikembangkan di dalam area regional Asia dan tempat lainnyya.
Menurut InterDigital, WLL dapat diinstal pada harga di bawah US$ 1.000 per line, dan akan semakiin menurun pada masa yang akan datang.
Urban WLL
Pada daerah urban dan suburban, WLL Broadband CDMA akan menghapuskan atau mengurangi dari pemasangan kabel yang baru.
Broadband CDMA menyediakan generasi yang akan datang untuk teknologi wireless telekomunikasi, dari basik voice melalui 2 Mbps data untuk service mobile dan fix pada residensial, dan lingkungan urban. Sistem juga mampu menyediakan layanan sekualitas wireline seperti voice, fax, ISDN (2B + D) dan service leased line. Broadband CDMA juga mensupport service untuk telepon coin dan telepon smart card.
Sebagai gambaran dari arsitektur dari B-CDMA pada aplikasi WLL adalah sebagai berikut :
PCS
PCS akan menyediakan penambahan level mobility dengan service wideband. Teknologi Broadband CDMA mendukung option dengan range yang lebar dari harga yang paling murah per line dan kapasitas yang paling tinggi untuk service yang akan datang.
Broadband CDMA akan menyediakan portabel handset, mirip dengan selular tetapi availabel untuk data rate yang lebih tinggi.
Handset dengan mobilittas yang terbatas biasanya direncanakan sebagai extension untuk sistem WLL broadband CDMA.
GMPCS
Global Mobile Personal Communications by Satelite akan menghubungkan pelanggan-pelanggan anytime, anywhere di bumi lewat hubungan secara langsung lewat Low Earth Orbit (LEO) atau Intermediate Circular Orbit (ICO), tergantung dari sistem yang digunakan. Terminal dual mode dari sistem GSM dan CDMA akan dapat digunakan pada tahun 2000, dimana service-service komersial akan dimulai.
IMT 2000
IMT 2000 dikenal juga dengan istilah FPLMTS (Future Public Land Mobile Telecommunication System). Untuk aplikasi generasi ke 3 ini masih diajukan proposal kepada badan standarisasi : TIA, ETSI dan ARIB (badan standarisasi di Amerika, Eropa dan Jepang) sebagai syarat pada implentasi IMT 2000.
Keuntungan CDMA
Sebelum dibahas keuntungan dari penggunaan broadband CDMA maka akan dibahas terlebih dahulu kelebihan metode akses CDMA dengan metode akses lainnya (TDMA dan FDMA). Keunggulan CDMA jika diaplikasikan pada sistem selular adalah :
1. Co-exixt dengan selular CDMA
Dua sistem seluler FDMA dan CDMA dapat beroperasi secara bersama-sama. Perancang selular CDMA dapat memberikan solusi dengan memperkenalkan unit bergerak dual mode FDMA/CDMA pada pelanggan.
2. Tidak membutuhkan equalizer
Bila lajju trannsmisi lebih besar daripada 10 kbps dalam FDMA dan TDMA, sebuah equaliser dibutuhkan untuk mengurangi intersimbol iinterference yang dibutuhkan leh timme delay spread. Dalam CDMA hanya dibutuhkan korelator sebagai penggganti equalizer pada penerima untuk despreading sinyal spread spectrum.
3. Satu radio per site
Hanya satu radio yang dibutuhkan pada tiap sel atau pada tiap sektor.
4. Tidak membutuhkan guard time dan guard band
Guard time dibutuhkan dalam CDMA antara time slot sedangka guard band dibutuhkan pada FDMA untuk menjaga interferensi antar kanal.
5. Tidak membutuhkan alokasi dan pengelolaan frekuensi
Pada TDMA dan FDMA, pengelolaan frekuensi merupakan tugas kritis untuk diselesaikan. Karena hanya terdapat satu kanal radio bersama pada CDMA, tidak ada pengelolaan frekuensi yang dibutuhkkan.
6. Soft capasity
Kapasiats sistem CDMA ditentukan oleh interferensi diri. Dalam usaha untuk mempunyai banyak user berkomunikasi secara suimultan, interferensi cochannel memberikan batasan jumlah user yang aktif secara simultan.
7. Soft handoff
Soft handoff dapat dilakukan dalam CDMA karena setiap sel menggunakan frekuensi yang sama.
8. Proteksi dari penyadapan dan jamming.
Anti sadap dan jamming secara inheren terdapat dalam sistem komunikasi spread spektrum.
Keuntungan utama dari solusi Broadband CDMA adalah flexibilitas. Sistem CDMA menyediakan untuk aplikasi komunikasi pada skala besar dan kecil dengan cost efektif yang diperhitungkan. Untuk bisnis selanjutnya dapat menyediakan service voice dan ISDN data, seperti fax, email dan high speed internet access. Ketika sistem Broadband CDMA dapat ditambah dengan mudah dan cepat ke jaringan existing tanpa delay dan gangguan daripada instalasi kabel telepon. Koneksi ke jaringan LAN untuk email dan sharing resources sperti printer dan mesin fax dapat dikonfigurasi dengan mudah.
Sistem Broadband CDMA dapat memungkinkan operator untuk menawarkan service yang baru seperti ISDN (144 kbps), leased line dan bandwidth on demand (2 Mbps).
Broadband sangat mengurangi efek yang menyebabkan multipath fading, terutama pada kondisi yang sebenarnya, menyebarkan range dari 7 sampai 30 MHz. Dengan bertambahnya bandwidth dapat mengurangi face margin yang diharuskan sampai 3 dB jika diterapkan pada sistem narrowband. Cell station yang baru dan reuse frekuensi pada sistem CDMA dapat ditambahkan tanpa harus memodifikasi parameter-parameter cell yang lain. Dengan penyediaan bandwidth yang lebih besar oleh Broadband CDMA akan mengijinkan lebih dari pemakai per channel, tetapi lebih sedikit cell per geographic area. Dengan demikian akan lebih simpel prosedur manajemen network.
Cell-cell pada Broadband CDMA dapat dengan mudah diaplikasikan di daerah urban, suburban atau rural dimana kepadatan pelanggan berbeda. Broadband CDMA menggunakan teknik pengkodean suara seperti pada jaringan publik (32 ADPCM dan 64 PCM)
Kemungkinan B-CDMA di Indonesia
Jika dipakai sebagai sistem selular maka B-CDMA sudah memasuki generasi ke tiga pada aplikasi IMT 2000 (International mobile telecommunications system). Teknologi ini akan memasuki pasar pada tahun 2000.
Sistem ini berbeda dengan sistem CDMA pita sempit (narrow band) dan sedang dikembangkam di Indonesia oleh PT Komselindo yang kini sebagai operator AMPS (Advance Mobile Phone System). Ia juga berbeda dengan D-AMPS (Digital-AMPS) yang distandarkan pada IS-136. Tetapi DAMPS atau GSM akan dengan mudah migrasi ke B-CDMA.
CDMA pita lebar sedang dicoba pada frekuensi 2 GHz, ia bisa menyediakan layanan internet yang di PT TELKOM disebut dengan PASOPATI dan multimedia .
Percobaan-percobaan yang sudah dilakukan, antara lain oleh NTT DoCoMo dari Jepang yang akan segera menerapkan teknologi W-CDMA (Wideband code division multiple access) pada tahun 2000 di gelombang 5 MHz. W-CDMA merupakan sebutan untuk B-CDMA di Jepang.
Yang menjadi pesaing utama dari B-CDMA adalah teknologi TD-CDMA (Time Diivision-Code Division Multiple Access. Jika TDMA membagi-bagi frekuensi secara vertikal, sementara CDMA membaginya secara horisontal, maka TD-CDMA lebih hemat lagi sebab dapat memotong-motong frekuensi lebih kecil lagi.
Pada pertemuan penyelenggara seluler dan administrator se-Asia Pasifik di forum Asia Pasific Interest Group (APIG), GSM MoU ketujuh belum sepakat terhadap pilihan Wide Band atau Broadband CDMA yang akan menjadi trend teknologi seluler GSM generasi ke tiga pada abad 21 mendatang. Kendati begitu Indonesia merekomendasi WB-CDMA sebagai pilihan ketimbang TD-CDMA yang dianggap futuristic. Apalagi Jepang melalui NTT DoCoMo turut terlibat bersama Ericsson dan Nokia dalam pengembangan sistem WB-CDMA.
Generasi ketiga berupa CDMA pita lebar bukan merupakan generasi seluler yang terakhir. Generasi berikut akan muncul pada dasawarsa pertama abad 21, yang akan lebih canggih dalam menyediakan layanan, dibanding generasi sebelumnya. Yang jelas siklus tiap generasi semakin pendek yang selain menguntungkan pengguna seluler sekaligus juga merugikannya. Keuntungannya, pelanggan bisa mendapatkan apa saja layanan yang diinginkannya, tetapi ruginya barang yang digunakan akan berusia pendek. Kerugiannya lagi jika frekuensi dan operator yang ditunjuk berbeda dengan yang sebelumnya.
Telkomsel mendapatkan penghargaan
Telkomsel mendapatkan penghargaan "TOP BRAND" 2009 untuk kedua SIM cardnya yaitu simPATI dan kartuHALO. Penghargaan ini diberikan berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga survei "Frontier Consulting Group" dan Majalah Marketing terhadap 3000 responden pada 6 kota besar.
Hasilnya
simPATI : digunakan oleh 45 juta pelanggan atau sekitar 45% (prabayar)
kartuHALO : digunakan oleh 65 juta pelanggan atau 65% (pascabayar)
sumber : Manager Corporate Communications Telkomsel
Friday, March 13, 2009
Nokia Goyah Digempur BlackBerry dan iPhone
Sepertinya Nokia mempunyai saingan berat saat ini. Segmen pasar ponsel pintar alias smartphone makin dibanjiri peminat. Nokia yang selama ini mendominasi jelas perlu waspada. Indikasinya, pangsa pasar smartphone Nokia secara global turun dari yang semula 51 persen menjadi 41 persen.
Angka tersebut dikemukakan oleh biro riset Gartner. Perusahaan Research in Motion (RIM) dengan BlackBerry andalannya dan Apple dengan iPhone rupanya mencuri pangsa pasar Nokia tersebut.
Menurut informasi yang saya dapatkan sekitar 2 tahun lampau, Nokia begitu perkasa dengan menguasai 70 persen pasar smartphone. Namun semakin inovatifnya BlackBerry dan datangnya iPhone menggoyang singgasana Nokia.
Pangsa pasar RIM melonjak dari yang semula 10,9 persen menjadi 19, 5 persen. Hal ini antara lain dipicu oleh larisnya BlackBerry jenis Storm maupun Bold.
Adapun Apple menanjak dari yang awalnya menguasai 5,2 persen kini menjadi 10,7 persen. Di belakangnya ada vendor Samsung dan HTC yang juga mengalami kenaikan meski relatif kecil.
Memang posisi Nokia masih terhitung perkasa. Namun lama kelamaan jika produsen asal Finlandia ini lengah, bukan tidak mungkin posisi Nokia bakal makin turun.
Tuesday, March 10, 2009
Power of Buyers
Nama..................................: 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Score
Ferdian Dumara
Immanuel Chandra
Ari Gunawan
Yoel A Sadriant
Sangap Y
Junior Moningka
Rinaldy
Grace Natalia.........................: 0 :-1 :-2 : 2 :-1 : 0 : -2,5
Yonathan Nurliawan
Indra Halim
Asary Larigy
Andi Asdiar
Septian
Yenny Kartika
Ridwan Sukma P
Nicky
Andrew Oroh
David
Fernandes
Edfri
Pantun Simanjuntak
Christian Pontoh
Andi Ilham Syalaby
Samuel E
M. Ilham
Satrio Yudhianto
Fadjar Winastiono
Denny
Laura Elizabeth
Yohannes Suryanto
Shannoto Soetedjo
Bachman Sabar Menanti.................: 1 : 2 : 1 :-1 : 0 : 1 : 4
Dani Ahmad Ramadhan
Irma Apriyadi.........................: 2 : 2 : 2 : 2 : 1 : 2 : 9,167
Roni Malik
Threat of Substitutes
Nama..................................: 1 : 2 : 3 : 4 : Score
Ferdian Dumara
Immanuel Chandra
Ari Gunawan
Yoel A Sadriant
Sangap Y
Junior Moningka
Rinaldy
Grace Natalia.........................:-1 : 2 : 1 : 1 : 3,75
Yonathan Nurliawan
Indra Halim
Asary Larigy
Andi Asdiar
Septian
Yenny Kartika
Ridwan Sukma P
Nicky
Andrew Oroh
David
Fernandes
Edfri
Pantun Simanjuntak
Christian Pontoh
Andi Ilham Syalaby
Samuel E
M. Ilham
Satrio Yudhianto
Fadjar Winastiono
Denny
Laura Elizabeth
Yohannes Suryanto
Shannoto Soetedjo
Bachman Sabar Menanti.................: 1 : 2 : 0 : 1 : 6,6
Dani Ahmad Ramadhan
Irma Apriyadi.........................: 2 : 2 : 1 : 1 : 7,5
Roni Malik
Competitive Rivalry
Nama..................................: 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : Score
Ferdian Dumara
Immanuel Chandra
Ari Gunawan
Yoel A Sadriant
Sangap Y
Junior Moningka
Rinaldy
Grace Natalia.........................: 1 : 1 : 1 : 0 : 1 : 5
Yonathan Nurliawan
Indra Halim
Asary Larigy
Andi Asdiar
Septian
Yenny Kartika
Ridwan Sukma P
Nicky
Andrew Oroh
David
Fernandes
Edfri
Pantun Simanjuntak
Christian Pontoh
Andi Ilham Syalaby
Samuel E
M. Ilham
Satrio Yudhianto
Fadjar Winastiono
Denny
Laura Elizabeth
Yohannes Suryanto
Shannoto Soetedjo
Bachman Sabar Menanti.................: 1 : 1 : 1 :-1 : 0 : 7,5
Dani Ahmad Ramadhan
Irma Apriyadi.........................: 2 : 2 : 2 : 2 : 2 : 10
Roni Malik
Nama..................................: 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Score
Ferdian Dumara
Immanuel Chandra
Ari Gunawan
Yoel A Sadriant
Sangap Y
Junior Moningka
Rinaldy
Grace Natalia.........................: 1 :-2 :-1 : 1 :-1 : 0 : -2
Yonathan Nurliawan
Indra Halim
Asary Larigy
Andi Asdiar
Septian
Yenny Kartika
Ridwan Sukma P
Nicky
Andrew Oroh
David
Fernandes
Edfri
Pantun Simanjuntak
Christian Pontoh
Andi Ilham Syalaby
Samuel E
M. Ilham
Satrio Yudhianto
Fadjar Winastiono
Denny
Laura Elizabeth
Yohannes Suryanto
Shannoto Soetedjo
Bachman Sabar Menanti.................: 1 : 2 :-1 : 1 :-2 : 1 : 1,67
Dani Ahmad Ramadhan
Irma Apriyadi.........................:-2 :-2 : 2 : 2 : 2 : 2 : 3,3
Roni Malik
Threat of New Entrants
Intinya mohon diupdate untuk setiap statement dari forces Porter (pisahkan dengan atribut ":")
Threat of New Entrants
Nama..................................: 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : 8 : Score
Ferdian Dumara ...............:... :... :.... :... :... :.... :... :... :
Immanuel Chandra
Ari Gunawan
Yoel A Sadriant
Sangap Y
Junior Moningka
Rinaldy
Grace Natalia.........................:-1 :-1 :-2 : 0 :-1 :-1 : 0 : 1 : 4,17
Yonathan Nurliawan
Indra Halim
Asary Larigy
Andi Asdiar
Septian
Yenny Kartika
Ridwan Sukma P
Nicky
Andrew Oroh
David
Fernandes
Edfri
Pantun Simanjuntak
Christian Pontoh
Andi Ilham Syalaby
Samuel E
M. Ilham
Satrio Yudhianto
Fadjar Winastiono
Denny
Laura Elizabeth
Yohannes Suryanto
Shannoto Soetedjo
Bachman Sabar Menanti..........:-2 :-1 :-1 : 2 : 0 : 1 : 1 :-1 : 0
Dani Ahmad Ramadhan
Irma Apriyani..................: 1 :-2 :-2 : 2 : 1 : 1 :-1 :-2 : -2.5
Roni Malik
Friday, March 06, 2009
WIMAX VS LTE
NIM : 1408014
Posisi WiMAX, yang sedang dikembangkan di sejumlah negara termasuk Indonesia, sebenarnya tidak sepenuhnya aman. Ada standar mirip WiMAX yang sedang mengancam. Standar itu namanya LTE (Long Term Evolution) yang diusulkan konsorsium 3Rd Generation Partnership Project (3GPP).
Persaingan antara WiMAX dan LTE ini bisa dianalogikan dengan perang antara GSM dan CDMA. Baik WiMAX maupun LTE menggunakan teknologi yang mirip. Jaringan ini memiliki kecepatan unduh sampai 100 megabit per detik, bisa menggantikan kecepatan data dengan kabel. Televisi definisi tinggi bisa dikirim tanpa perlu parabola atau kabel.
Saat ini GSM menguasai sekitar 90 persen pasar ponsel dunia dan CDMA hanya meraih remah-remahnya. Keunggulan utama GSM adalah satu: mereka masuk pertama di pasar.
Dalam perang WiMAX versus LTE, yang masuk pasar terlebih dulu adalah WiMAX. Saat ini WiMAX sudah digelar di sejumlah negara, sedangkan LTE paling cepat baru dua atau tiga tahun lagi.
Tapi bukan berarti LTE tidak memiliki keunggulan. Salah satu keunggulan LTE adalah soal spektrum radio yang dipakai. Idealnya, spektrum yang dipakai berfrekuensi rendah dan WiMAX mendapat masalah di sini.
Sprint-Nextel, di Amerika Serikat, menggunakan spektrum 2,5 gigahertz untuk jaringan WiMAX yang mereka gelar tahun ini. Frekuensi yang rendah ini membuat jangkauan lebih jauh.
Di wilayah lain, seperti Eropa, jaringan dengan frekuensi serendah itu biasanya sudah dicaplok jaringan televisi atau GSM. Tidak heran, di Eropa, lisensi WiMAX biasanya terbatas pada 3,5 gigahertz atau bahkan lebih tinggi lagi. Frekuensi ini terlalu tinggi sehingga mengurangi jangkauan jaringan.
Adapun LTE memanfaatkan infrastruktur UMTS yang sekarang ada. AT&T dan Verizon, dua operator telepon seluler Amerika Serikat, sudah memborong spektrum 700 megahertz khusus untuk jaringan LTE yang akan mereka gelar beberapa tahun lagi. Spektrum sangat rendah ini membuat jangkauan LTE bisa lebih jauh lagi.
Keunggulan LTE yang lain adalah kecepatan mengunduh data yang bisa mencapai 100 megabit per detik, lebih tinggi daripada kecepatan maksimal WiMAX yang 75 megabit per detik.
LTE dikembangkan oleh konsorsium 3rd Generation Partnership Project (3GPP) yang terdiri atas organisasi seperti Lembaga Standar Telekomunikasi Eropa, Komite Teknologi Telekomunikasi Jepang, Asosiasi Standar Komunikasi Cina, atau Aliansi untuk Solusi Industri Telekomunikasi dari Amerika Utara.
Salah satu vendor yang paling bersemangat dengan LTE adalah Motorola. Peranti keras dari Motorola ini sekarang sedang diuji coba oleh Verizon, salah satu operator seluler di Amerika Serikat. Operator lain yang sedang menguji coba adalah China Mobile.
Sejumlah operator atau vendor berkukuh dengan LTE, yang lainnya dengan WiMAX. Tapi beberapa yang lain memilih menunggu. Vodafone, misalnya. Semula mereka menyatakan hanya akan menggunakan LTE, tapi belakangan mereka juga bergabung dengan WiMAX Forum.
Vodafone, seperti sejumlah operator lain, menunggu angin siapa yang kira-kira bakal unggul. NURKHOIRI / BERBAGAI SUMBER
PRODUK DAN DESAIN INTEL WIMAX
WIMAX/WIFI
Modul Combo
Echo Peak
Modul WiFi+WiMAX Terintegrasi pertama
Platform Montevina 2008
WIMAX CE/MOBILE
Baxter Peak
Solusi dua paket sederhana
Ukuran rendah & Hemat listrik
Sedang didesain untuk perangkat 2008
WIMAX ADD-IN CARDS
dana Point
referensi desain Baxter Peak untuk ODM
*NAMA KODE INTERNAL MASIH DIBANGUN
*NAMA PRODUK DAN PRODUKSI DAPAT BERUBAH SEWAKTU-WAKTU
Sunday, March 01, 2009
KEREN! TELEPON INDONESIA TERMURAH SE-ASIA
Menurut bapak menteri kita (Menkoinfo), Muhammad Nuh DEA, pada tahun 2005 lalu tarif seluler Indonesia mencapai 0,15 dolar AS (Rp 1.800) per menit. Sekarang rata-rata tarif seluler Indonesia sebesar 0,015 dolar AS (Rp 180) per menit. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan penurunan tarif dan persaingan antar operator seluler yang semakin kompetitif dalam menentukan tarif.
Wah… saya sebagai mahasiswa Indonesia yang tercinta, seneng banget ngedengernya. Soalnya cocok banget dengan kondisi ‘dompet buluk’ saya dan intensitas saya dalam menggunakan telepon selular yang lumayan tinggi. Tapi dibalik kabar tarif telepon murah, saya berharap supaya hal tersebut diiringi dengan pelayanan kualitas yang prima. Mengutip perkataan bapak menteri pada saat konferensi pers di Jakarta, Senin (16/2), “Operator jangan hanya mencari keuntungan saja. Jangan sampai konsumen tertipu oleh promosi agar memakai layanan mereka, lalu konsumen dirugikan.” Yup! Setuju banget, Pak! : )
Dan denger-denger nih pada tahun 2009 ini pemerintah akan memfokuskan program pada infrastruktur sebagai penunjang layanan komunikasi seluruh daerah di Indonesia, yang ujung-ujungnya tidak lain adalah untuk kepuasan para pengguna.
Semoga fenomena penurunan tarif telepon ini diikuti juga oleh turunnya biaya kuliah perguruan tinggi di Indonesia, supaya semakin banyak generasi muda berkesempatan untuk duduk di bangku pendidikan yang lebih tinggi.
Maju terus Indonesiaku! Maju terus anak-anak Indonesia! Maju terus industri telematika Indonesia!
(Sangap “Eyeglasses345”_1308004)
Friday, February 27, 2009
Wednesday, February 25, 2009
WIMAX
1408010
1. Aturan soal WiMax lebih lunak
Written by Budi Sadiman
Monday, 05 January 2009 08:15
JAKARTA: Pemerintah melunak dalam membatasi kerja sama asing untuk produksi perangkat WiMax (worldwide interoperability for microwave access) guna mempercepat proses alih teknologi. Seiring dengan itu, industri lokal membuka diri untuk bekerja sama dengan prinsipal teknologi asing dalam mengembangkan perangkat teknologi akses WiMax versi Indonesia.
Suhono Harso Supangkat, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), menuturkan kolaborasi dengan pihak asing masih dimungkinkan selama kedua pihak berani mengambil risiko dan sama-sama membangun industri dalam negeri dengan jumlah kandungan lokal tertentu.
"Ini kerja keras dan salah satu cara asalkan melalui konsep berbagi [kolaborasi] di mana asing masih mendapat porsi 75%," ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Saat ini, misalnya, PT Solusindo Kreasi Pratama (Technology Research Group/ TRG) menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi asing Tranzeo Wireless Technologies Incorporation asal Kanada. Kedua perusahaan mengembangkan perangkat Wimax berstandar 802.16d di spektrum frekuensi 2,3GHz and 3,3GHz.
Wahyu Haryadi, anggota Forum Komunikasi Broadband Wireless Indonesia (FKBWI), menilai sinergi lokal dan global penting untuk menggali pengalaman dalam mengembangkan teknologi WiMax. "Model kerja sama lokal dan global akan mendorong alih teknologi sehingga selanjutnya perusahaan lokal mampu mengembangkan teknologi broadband ini sendiri," ujarnya.
Saat ini sejumlah perangkat WiMax juga sudah dikembangkan pemain lokal di antaranya oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti), PT Hariff Daya Tunggal Engineering (HDTE), PT Versatile Silicon Technologies, PT Dama Persada dan Reksis. Tidak sebatas pada chipset, tetapi juga ke perangkat seperti dongle.
Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan pejabat Departemen Komunikasi dan Informatika menyatakan bahwa kebijakan mengenai WiMax akan mengutamakan industri dalam negeri.
Merek lokal
Sylvia W. Sumarlin, Direktur Utama PT Dama Persada-pemilik merek dagang chipset WiMax Xirka-menuturkan pihaknya sudah mengembangkan chipset atau system-on-chip hasil karya putra-putri Indonesia asli. "Prestasi ini sebenarnya sungguh membanggakan dan idealisme mereka adalah mewujudkan ciptaan mereka untuk di Indonesia," ujarnya kepada Bisnis.
Perangkat yang diklaim buatan dalam negeri tersebut dikembangkan oleh Trio Adiono dari Institut Teknologi Bandung dan Eko Fajar yang bergelut di bidang tersebut di bawah payung PT Versatile Silicon Technologies sebagai penerima alih daya proyek-proyek dari Jepang.
Adapun PT Dama Persada berperan memberikan kesempatan bagi ilmuwan yang diwakili kedua peneliti tersebut dan pemodal yang diwakili oleh Rudy Hari dan Sylvia Sumarlin dalam mengembangkan produk-produk Xirka sebagai brand nasional yang ditargetkan pada saatnya akan go-international.
"Kami berkomitmen mendapatkan sertifikasi internasional WiMax Forum untuk produk Mobile WiMax berstandar 16e dan mendapatkan pengakuan dunia," ujar Sylvia.
Xirka menjadi pemenang Asia Pacific Information Communication Technology Award pada tanggal 15 Desember 2008 dan menyisihkan sembilan negara peserta lainnya dan dua industri raksasa Singapore Telcom serta Fujitsu Australia.
"Kami berharap masyarakat dapat mendukung program nasional agar kami dapat menciptakan semakin banyak lapangan pekerjaan," paparnya.
INAplas Address
Copyright © 2009 Inaplas:Asosiasi Industri Olefin, Aromatik & Plastik Indonesia , STAGE BUILDING ,Jl. Lamandau Raya 18 A, Jakarta, Indonesia
email: inaplas.jakarta@gmail.com
2. Tuesday, March 14, 2006
Indonesia Bisa Contoh Wimax dari India
Jakarta, Soal implementasi Wimax, Indonesia disarankan untuk mengambil teladan dari India. Potensi pasar kedua negara dianggap sama-sama besar, tapi daya beli masyarakatnya kurang.
Hal itu diungkapkan Vice President Marketing and Alliances Aperto Networks Manish Gupta. Indonesia menurutnya sebaiknya mencontoh India dalam hal pengimplementasian teknologi berbasis microwave, Worldwide Interoperability for Microwave Access (Wimax).
"Pasar India sangat mirip dengan Indonesia. Itu terlihat dari rendahnya penetrasi internet, broadband, dan komputer," kata Gupta di Hotel Intercontinental, Jakarta, Senin (13/3/2006). "Potensi pasarnya besar, namun masih kurang dalam kemampuan daya beli konsumen akhir," ujarnya menambahkan.
Aperto Networks sendiri merupakan penyedia perangkat pemancar Base Transceiver Station (BTS) dan Subscriber Unit untuk teknologi Wimax. Gupta menyarankan India sebagai panduan, karena dia mengklaim telah melihat berbagai model pengimplementasian terbaik untuk tiap negara. Aperto sendiri mengklaim telah menjadi mitra dari sekitar 200 operator telekomunikasi di 65 negara.
Kehadiran vendor itu di Indonesia digandeng oleh penyelenggara jasa telekomunikasi korporat berbasis data PT Citra Sari Makmur (CSM). Demi memperluas cakupan wilayah layanannya, CSM menggunakan teknologi nirkabel sekelas Wimax yang disediakan Aperto.
Menurut GM Marketing CSM Said Sungkar, layanan CSM diklaim sudah menjangkau 10 kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Surabaya. Yang menjadi sasaran pelanggannya ialah segmen korporasi, small office home office (SOHO) untuk penyediaan aplikasi internet, serta core perbankan.
Said juga optimis bisa menggelar layanan Wimax begitu izin penyelenggaraan digulirkan oleh pemerintah. "Sejak tahun lalu, jaringan yang kita gelar sudah berbentuk pre-Wimax. Jadi, begitu regulasi bergulir, kita siap gelar layanan," ujarnya.
Wimax Tak Semahal 3G
Sertifikasi Wimax, menurut Gupta, sudah digulirkan sejak Januari 2006 lalu dan mulai diimplementasikan di banyak negara maju dan berkembang. Aperto pun ikut kecipratan rezeki dengan proyeknya di lebih dari 20 negara. Antara lain India, Brasil, Amerika Serikat, Rusia, Timur Tengah, Mesir, serta Spanyol. Indonesia menjadi target berikutnya.
Gupta juga mengatakan bahwa untuk mengimplementasikan Wimax tidak dibutuhkan dana sebesar yang dikeluarkan untuk teknologi telekomunikasi generasi ketiga (3G). Dia memperkirakan dana yang dikeluarkan untuk membangun satu titik layanan 3G sebesar US$ 100 juta, sedangkan untuk Wimax diperkirakan sebesar US$ 10-100 ribu. "Tapi itu tergantung konfigurasi dan besarnya bandwidth yang dibutuhkan," imbuhnya.
Dia juga menekankan bahwa Wimax tidak akan berkompetisi secara langsung karena target pasarnya berbeda. Menurutnya, Wimax akan lebih terfokus pada layanan fixed wireless. Sedangkan 3G akan mengembangkan sayap bisnis di layanan mobile.
Di Indonesia, Wimax sedang jadi pembicaraan yang cukup hangat. Teknologi yang bisa menggapai hingga 50 kilometer itu, diyakini bisa meningkatkan angka pengguna internet hingga ke pelosok desa. Tentu dengan catatan, harga layanannya terjangkau kocek masyarakat kebanyakan.
Sebelumnya, pihak Intel Indonesia gencar 'bergerilya' ke pemerintah demi bisa menggelar ujicoba teknologi itu. Intel berharap banyak pihak bisa mempelajari manfaat serta kekurangan dan kelebihan Wimax. Namun, meski punya tujuan sama, Said mengatakan belum ada pembicaraan konsolidasi dengan Intel demi menggelar ujicoba Wimax. (rou/wsh)
(wsh)
Sumber :
http://www.detikinet.com
Indonesian Cybercafe Community
3. Kompetisi Teknologi WiMAX-3G dan Kemunculannya di Indonesia
Senin, 7 April 2008 | 14:10 WIB , kompas cetak
Tidak dimungkiri teknologi dalam industri telekomunikasi dapat saling berkompetisi dan akhirnya melibas teknologi yang lainnya. Ambil contoh teknologi seluler NMT (Nordic Mobile Telephony) dan AMPS (Advanced Mobile Phone System) pada sekitar tahun 1985-1992, yang saat ini pada frekuensi yang sama teknologi ini telah dilibas oleh teknologi CDMA2000 yang dioperasikan oleh operator CDMA di Indonesia.
Dalam konteks teknologi seluler yang memiliki kemampuan bergerak (full mobility), kedua teknologi ini sebenarnya dapat dikatakan sudah dilibas oleh teknologi CDMA dan GSM yang memberikan layanan yang serupa seperti teknologi sebelumnya tetapi dengan performansi yang lebih baik.
Perkembangan selanjutnya kedua teknologi ini akan berkembang menuju teknologi 4G, di mana WCDMA berevolusi menjadi LTE (Long Term Evolution) dan EV-DO berevolusi menjadi UMB (Ultra Mobile Broadband). Pada mulanya LTE dan UMB yang dijadwalkan masih cukup lama untuk mulai diimplementasikan, mungkin akan lebih cepat dengan kemunculan teknologi WiMAX (Worldwide interoperability for Microwave Access) yang memiliki kemampuan seperti halnya 4G yang juga memiliki kemampuan bergerak, membuat persaingan dominan teknologi 4G akan semakin sengit.
Ancaman 3G
Bagi teknologi 3G, kemunculan WiMAX mobile pada dasarnya bisa dikatakan sebagai suatu ancaman. Dengan kemampuan layanan komunikasi data yang lebih cepat dari teknologi 3G yang ada saat ini, WiMAX mobile menawarkan performansi yang lebih baik bagi pengguna.
Belum lagi bila layanan panggilan suara dilakukan dengan teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol) melalui WiMAX akan dapat memicu persaingan lebih ketat antara 3G dan WiMAX. Dalam ketersediaan teknologi, saat ini teknologi LTE ataupun UMB sebagai evolusi secara alamiah teknologi 3G memiliki keterlambatan ketersediaannya dibandingkan dengan teknologi WiMAX.
Dalam hal alokasi frekuensi pun WiMAX akan menjadi ancaman bagi 3G. Beberapa alokasi pita frekuensi yang tadinya merupakan kandidat untuk alokasi migrasi teknologi 3G akan harus berbagi kapling dengan WiMAX setelah berhasilnya WiMAX masuk dalam ”keluarga” IMT-2000.
Hasil WRC-07 (World Radio Conference) dalam rapat ITU bulan Oktober 2007 telah mengesahkan rekomendasi bahwa WiMAX menjadi bagian dari ”keluarga 3G” bersama-sama dengan teknologi 3G lainnya yaitu WCDMA, CDMA2000, TD- SCDMA, EDGE, dan DECT. Dalam implementasinya frekuensi operasi WiMAX dan 3G dapat saja memiliki alokasi pita frekuensi yang sama, ambil contoh pada pita frekuensi 2,3 dan 2,5 GHz yang pada masa mendatang dapat dipakai untuk teknologi 4G, baik teknologi WiMAX, LTE, ataupun UMB (lihat tabel frekuensi).
Perbandingan teknologi
Memang tidak begitu tepat untuk membandingkan teknologi WiMAX mobile dengan LTE maupun UMB mengingat teknologi ini memiliki waktu kesiapan pasar yang tidak sama, termasuk kemungkinan kesiapan di pasar Indonesia (lihat tabel ketersediaan teknologi).
Saat ini, WiMAX mobile telah siap di pasaran berikut dengan perangkat di sisi pelanggannya, sedangkan LTE maupun UMB masih menunggu sampai dua atau tiga tahun ke depan untuk siap secara komersial, termasuk di sisi pelanggan. Walaupun tidak dalam jumlah variasi yang cukup banyak, perangkat pelanggan untuk WiMAX mobile telah tersedia dalam bentuk datacard, dekstop modem, dan sedikit dalam bentuk PDA.
Untuk melihat bagaimana kinerja masing-masing teknologi tidaklah mudah mengingat tiap pabrikan pendukung teknologi ini saling mengklaim teknologi yang satu lebih baik dari teknologi yang lain. Masing-masing teknologi 4G ini memiliki pendukung utamanya sendiri-sendiri, seperti Intel mendukung teknologi WiMAX, Ericsson menggembar-gemborkan teknologi LTE, dan Qualcomm dengan teknologi UMB-nya.
Ketiga teknologi di atas juga memiliki waktu latency yang kecil (latency adalah keterlambatan waktu antara saat dikirim dan diterima), yang memungkinkan dilakukannya percakapan suara lewat paket data (voice over package data). Dalam hasil riset dipersyaratkan bahwa untuk memberikan kemampuan yang mirip kualitasnya terhadap panggilan melalui sistem seluler, besarnya latency tidak melebihi 150 ms. Baik WiMAX maupun LTE dan UMB mengklaim latency maksimum sekitar 30 ms.
Kemunculan di Indonesia
Kemunculan WiMAX di Indonesia semakin dekat dengan ditandatanganinya peraturan mengenai aspek persyaratan teknis untuk sistem BWA di pita frekuensi 2,3 GHz oleh Dirjen Postel pada 26 Februari 2008. Peraturan ini tentunya akan menjadi acuan dalam dokumen lelang BWA yang dijadwalkan pada tahun ini.
Walaupun tidak disebutkan secara spesifik bahwa pita frekuensi ini merupakan alokasi untuk teknologi WiMAX, tetapi dalam dokumen siaran pers tersebut disebutkan bahwa Dirjen Postel bersama-sama dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi membuat program penelitian perangkat radio WiMAX di frekuensi 2,3 GHz tersebut sehingga besar kemungkinan teknologi WiMAX akan juga diimplementasikan.
Melihat kecenderungan harga lelang frekuensi WiMAX akan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga lelang frekuensi 3G seperti juga hasil lelang di negara-negara lain pada umumnya, maka sangatlah mungkin WiMAX akan dapat memberi harga layanan yang kompetitif dibandingkan dengan layanan data pita lebar dari teknologi 3G.
Melihat WiMAX juga memiliki kemampuan memberikan layanan koneksi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) seperti layanan Telkom Speedy tetapi melalui jaringan nirkabel, maka WiMAX akan menjadi alternatif layanan bagi masyarakat dan bagi daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan telepon.
Selain itu, WiMAX memiliki kemampuan seperti sistem seluler (mobility) sehingga WiMAX pun dapat memberi layanan seperti 3G saat ini. Karena itu, untuk alasan mempertahankan dan meningkatkan pasar, operator layanan data pita lebar baik yang menggunakan infrastruktur kabel maupun nirkabel boleh jadi akan tertarik untuk ikut lelang frekuensi WiMAX ini.
Kurniadi Djamili,
Memperoleh Gelar Master dari Royal Melbourne Institute of Technology, Australia, dan Sekarang Bekerja di Salah Satu Operator Seluler sebagai Analis Teknologi
opini:
wimax merupakan penciptaan teknologi yang baru yang lebih canggih dibandingkan dengan 3G.menurut perkiraan harga penggunaan wimax jauh lebih murah dibandingkan dengan 3G. berdasarkan hal tersebut,munculnya teknologi baru mengakibatkan harga produk tersebut akan lebih murah.sayangnya wimax tersebut masih sangat dibatasi karena ditakutkan penggunaanya yang berlebihan.
perturan2 tersebut membuat para operator merasa terhambat dalam memasarkan produknya.namun dari segi konsumen,pengguna wimax akan merajalela.
PERKEMBANGAN INDUSTRI TELEMATIKA
1408010
Perkembangan industry telematika di Indonesia
Perkembangan industry telematika di Indonesia cukup berkembang pesat. Terlihat dari penggunaan produk teknologi yang hampir digunakan oleh semua kalangan. Hampir semua masyarakat selalu mengejar produk-produk teknologi baru.Selain itu juga,masyarakat terlihat sangat maju dalam penggunaan produk teknologi,jadi mereka tidak gaptek.
Walaupun perkembangan teknologi di Indonesia cukup berkembang,namun pemroduksian produk teknologi masih sangat kurang. Indonesia masih sangat mengandalkan perusahaan luar.sehingga banyak perusahaan luar yang menanam modalnya dengan mendirikan perusahaan di Indonesia.
Misalnya perusahaan pembuatan PC di Indonesia,yaitu perusaahan ZYREX. Perusahaan ini bisa di bilang cukup terkenal di kalangan masyarakat. Namun jarang sekali masyarakat yang menggunakan produk buatan Indonesia ini. Masyarakat masih kebanyakan menggunakan produk luar seperti TOSHIBA,ACER,DELL,AXIOO dll. Sayangnya perusahaan ini masih menggunakan komponen-komponen dari luar.padahal akan lebih baik jika perusahaan ini menggunakan komponen buatan sendiri.
Perusahaan pengembang teknologi di Indonesia masih di dominasi oleh perusahaan luar,ini akibat masyarakat yang hanya mau menikmati penggunaan produk tanpa ada usaha untuk mengembangkannya. Jadi pantaslah Indonesia di sebut-sebut sebagai ladang usaha yang sangat menguntungkan. Misalnya perusahaan operator selular yang masih dikuasai oleh perusahaan luar.sedangkan operator dari perusahaan Indonesia tidak begitu di sukai oleh masyarakat.
Oleh sebab itu,kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya bangga terhadap hasil buatan Indonesia. Dan berusaha mengembangkan teknologi tanpa ada sangkut paut dengan perusahaan luar.
Tuesday, February 24, 2009
Asal Murah, Layanan Wimax Jadi Pilihan
Teknologi komunikasi data nirkabel berpita lebar (broadband wireless access) menggunakan Wimax bisa menjadi solusi layanan internet murah berkualitas. Hal ini ikut ditentukan kesiapan pelaku lokal, baik vendor maupun operator.
Ketua Lembaga Riset Sharing Vision Dimitri Mahayana mengatakan, tertundanya pemberlakuan Wimax di Indonesia saat ini sengaja dilakukan untuk memberi kesempatan pemain lokal mempersiapkan diri. Tantangan terberat, khususnya pada vendor. Semakin banyak pemain atau komponen lokal terlibat, khususnya vendor, maka makin terjangkau layanan yang dihasilkan nantinya.
"Idealnya, harga peralatan CPE (costumer premises equipment , terminal modem) di tingkat pengguna akhir, berdasarkan Wimax Forum, idealnya 20-40 dollar. Jika berada (harga) di bawah 100 dollar, pelanggannya bisa mencapai 10 juta," ujar dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung ini. Berdasarkan hasil survei, kurang dari 30 persen pengguna yang tertarik berlangganan Wimax selama masa uji coba kecuali digratiskan.
Sayangnya, beberapa vendor lokal saat ini justru mengambil ancang-ancang harga kisaran USD 100-400, terutama pada jenis outdoor station. Sejumlah vendor, misalnya PT Dama Persada yang memproduksi chipset Wimax lokal merek Xirka, sejak jauh-jauh hari berancang-ancang memberikan harga ekonomis. Saat dikonfirmasi, Direktur Desain Chipset PT Dama Persada Trio Adiono belum bersedia menyebutkan kisaran harga jual.
"Xirka memang diproyeksikan untuk perangkat mobile station yang difungsikan di laptop ataupun ponsel, baik dalam bentuk perangkat USB dongle ataupun mini card. Jadi, pemanfaatannya mudah, plug and play (pasang dan gunakan) layaknya layanan internet broadband. Tarif layanan Wimax idealnya 100-200 ribu atau maksimal Rp 300.000 per bulan nantinya," ucap Dimitri.
Adapun kecepatan akses data Wimax adalah 15 megabit per detik atau tiga kali lipat dari kecepatan teknologi 3,5 G. Berbeda dengan broadband jenis lainnya, Wimax ini punya keuntungan khusus, yaitu cocok dimanfaatkan di wilayah rural. Jangkauannya pun mencapai 15 kilometer point to point.
"Berbeda dengan teknologi komunikasi sebelum-sebelumnya, industri lokal kita akan lebih banyak bermain. Kandungan lokal minimal 40 persen nantinya," ujar Jaka Sembiring dari Pusat Pelayanan Telematika Departemen Komunikasi dan Informatika RI.