Thursday, February 19, 2009

Pandangan Terhadap Industri Telematika di Indonesia

Irma 1408015

Pandangan Terhadap Industri Telematika di Indonesia

Secara Umum:

Jumlah pengguna serta pertumbuhan industri telematika/ infocom di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Hal ini menggambarkan bahwa secara umum industri telematika nasional masih jauh dari yang diinginkan untuk menunjang pembangunan bangsa dan negara. Contohnya saja penggunaan internet di negara kita masih sangat minim. Sebenarnya manusia Indonesia bisa mengakses informasi apapun yang ada di dunia, dengan mudah, cepat dan murah (anytime, anywhere, any content) setara dengan penduduk negara maju melalui infrastruktur telematika. Tetapi mayoritas penduduk Indonesia belum bisa mengakses dan memanfaatkan informasi (content) yang cukup canggih dengan harga yang terjangkau/ sesuai daya beli masyarakat Indonesia.

Indonesia memerlukan pembangunan infrastruktur telematika yang lebih cepat. Akselerasi ini diperlukan agar dapat mensejajarkan posisi Indonesia dengan negara-negara tetangga dan pada tingkat regional Asia. Tanpa infrastruktur telematika yang baik, tidak mungkin bagi bangsa Indonesia untuk bersaing di arena perdagangan dan ekonomi regional ASEAN maupun regional Asia. Infrastruktur telematika yang baik juga dibutuhkan untuk peningkatan kesejahteraan bagi penduduk Indonesia melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi, kemudahan aspek jasa-jasa sosial (terutama pendidikan dan kesehatan) dan pembukaan lapangan kerja baru. Infrastruktur telematika akan memberikan dampak peningkatan efisiensi dan produktivitas bagi kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat banyak.

Walaupun belum maksimal, Indonesia telah menikmati lumayan banyak peluang bisnis di sektor telematika. Sebut saja peningkatan jumlah penggunaan komputer di rumah tangga, sekolah dan perkantoran, kemajuan dunia multimedia dan hiburan yang membutuhkan perangkat telematika cukup besar, retail aksesori telepon seluler yang menjamur, dan kebutuhan berbagai jenis perangkat komputer dan telekomunikasi untuk memenuhi hasrat berkomunikasi data yang murah. Tidak ketinggalan pula manfaat yang telah dinikmati media massa cetak/elektronik dan sektor riil lainnya yang menyerap banyak tenaga kerja.

Secara Khusus (Telekomunikasi):

Terlambatnya operator menggelar jaringan telepon tetap telah menjadikan Indonesia tertinggal. Rendahnya penetrasi telepon tetap yang ditingkahi oleh mahalnya tarif internet telah menutup peluang publik memanfaatkan telematika untuk memperbaiki tingkat sosial dan ekonomi mereka. Telepon seluler atau ponsel memang telah menjadi alternatif bertelekomunikasi. Namun, kesenjangan digital (digital divide) semakin melebar. Meski sudah mulai merambah ke daerah, ponsel terkonsentrasi di kota-kota besar. Tidak jarang sebuah keluarga memiliki lebih dari empat ponsel, sedangkan masyarakat di pedesaan belum memiliki akses. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan industri telematika selalu berjalan lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan pemerintah dalam menyiapkan regulasi dan kebijakan.

No comments: